Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor perbankan Amerika Serikat (AS) masih tak stabil. Ini sehubungan dengan berbagai kabar miring mengenai gonjang-ganjing bank besar di AS.
Kondisi ekonomi makro AS pun masih bertahap pulih, akibat pandemi Covid-19 yang menorehkan luka memar dalam.
Dengan kekhawatiran resesi dan kasus bank gagal yang terjadi di negara Paman Sam tersebut, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) diyakini akan segera mengakhiri kebijakan moneter ketatnya.
Bahkan, Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina menyebut pasar memperkirakan mulai ada penurunan suku bunga acuan The Fed pada akhir tahun 2023.
"Konsensus berkembang, pasar mulai berekspektasi ada kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga di akhir tahun ini," tutur Dian dalam media gathering.
Baca Juga: Penggunaan Yuan China Kian Meningkat Secara Global, Dedolarisasi Semakin Nyata?
Ya, sebelumnya, pasar memperkirakan suku bunga acuan AS akan mencapai puncaknya pada tahun 2023 dan akan dipertahankan hingga akhir tahun 2023.
Dengan kata lain, sebelumnya pasar memperkirakan belum akan ada penurunan tingkat suku bunga pada tahun ini.
Keyakinan baru pasar ini kemudian memengaruhi pelemahan dolar AS. Namun, ini akan menjadi hal positif terhadap mata uang negara berkembang lainnya, termasuk Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News