kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Para Pengusaha Sambut Baik Peta Peluang Investasi 2022


Minggu, 07 Agustus 2022 / 20:36 WIB
Para Pengusaha Sambut Baik Peta Peluang Investasi 2022
ILUSTRASI. Wakil Ketua Umum KADIN Koordinator Bidang Maritim, Investasi dan Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani. Para Pengusaha Sambut Baik Peta Peluang Investasi 2022.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kembali melakukan penyusunan Peta Peluang Investasi (PPI) proyek prioritas strategis yang siap ditawarkan pada tahun 2022.

Penyusunan PPI ini akan fokus pada 22 profil proyek investasi berkelanjutan yang tersebar di 13 provinsi, yaitu Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Maluku.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Koordinator Bidang Maritim, InvestasI, dan Luar Negeri Shinta Kamdani mengapresiasi upaya pemerintah dalam menciptakan PPI 2022.

Menurutnya, langkah tersebut dinilai tepat apabila ingin menarik sebanyak mungkin investasi di paruh kedua 2022, khususnya ketika mendekati momentum Summit G20.

"Adanya listing proyek investasi yang ready to invest seperti ini akan sangat membantu pelaku usaha, khususnya investor asing untuk menjajaki peluang investasi di Indonesia secara lebih serius," ujar Shinta kepada Kontan.co.id, Minggu (7/8).

Baca Juga: Kementerian Investasi Siapkan Peta Peluang Investasi (PPI) Tahun 2022 di 13 Provinsi

Terkait daya tarik pelaku usaha terhadap proyek yang ditawarkan, Shinta menilai akan sangat bergantung kepada profil investasi dari investor itu sendiri.

Namun yang jelas, selama proyek-proyek yang ditawarkan tersebut sudah memenuhi kriteria yang menarik investor, maka tidak ada alasan proyek-proyek tersebut tidak diminati oleh calon investor, termasuk investor di dalam negeri.

Adapun kriteria yang dimaksud adalah proyek tersebut sudah siap dijalankan (ready to invest), berdaya saing dibandingkan proyek-proyek serupa di negara lain, mempunyai kepastian arus supply-demand yang solid, dan memperoleh fasilitasi realisasi investasi yang memadai dari pemerintah.

Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Sarman Simanjorang mengatakan bahwa PPI 2022 yang disusun oleh Kementerian Invetasi/BKPM akan diminati oleh dunia usaha khususnya di industri manufaktur. Selain itu proyek yang ditawarkan juga menjadi peluang yang sangat terbuka dan menjadi kebutuhan Indonesia ke depan.

"Jadi kita menunggu peta yang saat ini sedang disiapkan oleh Kementerian Investasi, sehingga hal ini bisa segera disosialisasikan atau diinformasikan kepada para calon investor, terutama investor luar negeri dan nantinya bisa berkolaborasi dengan investor dalam negeri," ucap Sarman.

Baca Juga: Akan Kelola Total Aset Rp 70 Triliun, Begini Agenda Bisnis Holding Danareksa

Sementara itu, Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Diana Dewi juga mengatakan hal yang sama. Dirinya juga mengapresiasi langkah pemerintah dalam hal ini Kementerian Investasi/BKPM untuk berperan sebagai fasilitator terhadap investor untuk dapat berinvestasi di Indonesia.

"Dengan konsep proyek investasi berkelanjutan saya yakin PPI 2022 ini akan menjadi sebuah showcase bagi para investor untuk menginvestasikan dananya di Indonesia," ujar Diana.

Anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Kebijakan Moneter dan Jasa Keuangan Ajib Hamdani mengatakan proyek yang ditawarkan akan sangat menarik bagi investor. Pasalnya optimalisasi SDA tersebut relevan dengan program transformasi ekonomi, sehingga dunia usaha dan pasar akan melihat bahwa hal tersebut akan menjadi potensi yang bagus.

Adapun 22 profil proyek investasi yang disusun dalam PPI tahun 2022 ini terdiri dari 11 proyek berbasis Sumber Daya Alam (SDA) serta 11 proyek berbasis industri manufaktur. Klaster yang termasuk dalam proyek SDA yaitu perkebunan, hortikultura, tanaman pangan, peternakan, perikanan dan energi.

Baca Juga: Holding Danareksa Diresmikan, Total Asetnya Capai Rp 49,1 Triliun

Sedangkan untuk proyek berbasis industri manufaktur, yaitu terdiri dari klaster industri kimia, industri aneka, industri logam, industri mesin, industri alat transportasi, dan industri elektronika.

Proyek investasi ini nanti diharapkan akan memberikan kontribusi langsung terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya untuk pengentasan kemiskinan, penciptaan pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, serta berkurangnya kesenjangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×