Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tahun kedua, pandemi Covid-19 masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat ini. Berdasarkan pendapat para ahli, percepatan program vaksinasi akan memengaruhi akselerasi pemulihan ekonomi nasional.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir dalam rilis DBS mengatakan, secara umum, perkembangan konfirmasi kasus harian aktif Covid-19 masih terkendali dengan tingkat kasus aktif sebesar 5% dan kesembuhan 92%. "Angka ini lebih baik dibanding angka global dengan tingkat kasus aktif sebesar 10% dan kesembuhan 88%," kata dia seperti dikutip dalam rilis DBS.
Pertumbuhan ekonomi di kuartal I tahun 2021 masih terkontraksi, namun berbagai indikator menunjukkan pertumbuhan ekonomi masih terus berlanjut dengan tren kenaikan yang positif. Diantaranya, realisasi program pemulihan ekonomi nasional sampai 11 Mei 2021, sudah mencapai 24,6%, konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 2,96% secara tahunan (yoy). Tapi konsumsi rumah tangga masih kontraksi sebesar -2,2% yoy, lebih baik dibanding kuartal sebelumnya yang berada di angka -3,61% yoy.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Kalbe Farma (KLBF) berpotensi menjadi vaksin gotong royong
Erick optimistis, momentum pemulihan ekonomi akan terus berlanjut di kuartal kedua 2021. Indonesia diharapkan mampu mencapai angka pertumbuhan ekonomi di sekitar 4%-5% dengan titik tengah 4,5% di tahun 2021. Untuk itu, Erick mengatakan, pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi utama seperti melanjutkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebagai instrumen utama pendongkrak perekonomian Indonesia di 2021.
Sementara itu, strategi khusus di kuartal II tahun 2021, pemerintah akan melanjutkan insentif atas sektor strategis bantuan sosial dan optimalisasi pemanfaatan kawasan ekonomi khusus.
Kementerian BUMN menurut Erick akan ikut andil dalam program vaksinasi. "Tidak hanya mengamankan pasokan vaksin hingga tahun 2022, kami juga menggelar sentra vaksinasi BUMN untuk percepatan vaksinasi di lima titik di empat kota dengan target 5.000 orang/hari/titik," kata Erick.
Sampai saat ini, sudah ada satu juta untuk sentra vaksinasi BUMN. "Selain itu, bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin), kami mulai melaksanakan vaksinasi gotong royong bagi pekerja yang disambut antusias oleh sebanyak 22.700 perusahaan," papar Erick.
Ekonom DBS Group Research, Radhika Rao sepakat menyebut, vaksinasi menjadi faktor utama pemulihan ekonomi tahun 2021. Menurut dia, yang membedakan vaksinasi satu negara dengan negara lainnya ada dua hal yakni akses pasokan dan kecepatan pengiriman.
Baca Juga: Tiga sekolah membuat Sentra Vaksinasi Serviam (SVS) berlangsung hingga 30 Juni
"Di Indonesia, program vaksinasi oleh pemerintah kemungkinan besar didukung kerjasama yang baik antara pemerintah dan sektor swasta, dimana tidak hanya mempercepat penyaluran vaksin tetapi juga meningkatkan efisiensi," jelas Radhika.
Adanya penerapan program vaksinasi yang efisien, maka jumlah masyarakat yang sudah divaksin pada akhir tahun 2021 akan meningkat dari hampir 6% yang sudah divaksin dosis pertama pada akhir Mei. "Hal tersebut akan membantu normalisasi aktivitas, terutama permintaan konsumsi, dan memulihkan perekonomian dalam jangka panjang," ujar Senior Vice President Economics and Macro Strategy DBS Bank, Radhika Rao.
Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI), Pandu Sjahrir juga memaparkan sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di masa pandemi Covid-19 mendorong investor muda untuk berinvestasi dan mengikuti tren pertumbuhan pasar modal. Pasar modal Indonesia ditutup dengan optimisme di akhir tahun 2020, dimana pertumbuhan 51 perusahaan 1,4 juta investor baru dengan rata-rata di bawah umur 28 tahun.
"Optimisme tersebut berlanjut hingga tahun 2021 dengan nilai transaksi perdagangan tertinggi dalam sejarah (nilai transaksi harian di BEI) selama Januari 2020 hingga Mei 2021 (year-to-date/ytd)," kata Pandu.
Pandu melihat tren ini akan berlangsung sampai tahun 2022. Hal tersebut didorong program vaksinasi cukup terdepan nampak dari sisi pembelian dan ketersediaan vaksin. Faktor lain yang menurut dia, bisa mengerek kinerja pasar modal adalah pelaksanaan omnibus law.
Baca Juga: Rajin olahraga bisa jadi cara mencegah virus corona
Presiden Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Lilis Setiadi mengatakan, vaksinasi memainkan peranan penting dalam menentukan seberapa cepat pemulihan perekonomian Indonesia dapat terus berlanjut. "Jumlah vaksinasi nasional, baik yang disediakan pemerintah maupun gotong royong sudah dimulai beberapa minggu lalu, saya melihat angka yang dihasilkan menggembirakan sehingga mampu menopang kekuatan ekonomi yang semakin tangguh ke depannya," terang Lilis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News