kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pansus Pelindo II: Lino dibekingi pengusaha asing


Sabtu, 07 November 2015 / 17:45 WIB
Pansus Pelindo II: Lino dibekingi pengusaha asing


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Anggota Panitia Khusus Pelindo II Daniel Johan menilai Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino dibekingi oleh para pengusaha asing. Pansus Pelindo II, menurut dia, sudah mencoba menelusuri siapa saja pihak yang membekingi Lino selama ini. 

Setelah ditelusuri, ketahuan bahwa ada Li Ka Shing, pengusaha asal Hongkong, yang berteman dengan Rothschild, pengusaha besar berbasis di Eropa, AS, dan Asia.

Li Ka Shing, kata Daniel, adalah pemilik Hucthison Port Holding. Sementara perusahaan grup Rothschild terlibat sebagai penasehat keuangan independen yang disewa oleh Pelindo II. 

"Jadi, sebenarnya siapa bos Lino? Bukan Pemerintah. Tapi dia dibekingi oleh Li Ka Shing," kata Daniel saat dihubungi, Sabtu (7/11). 

Daniel menengarai, kedekatan Lino dengan Li Ka Shing ini yang membuat RJ Lino memaksakan perpanjangan kontrak pengelolaan pelabuhan PT Jakarta Internasional Container Terminal (JICT) ke Hutchinson Port Holding (HPH). 

Kontrak lama sebenarnya baru habis pada 2019 mendatang. (Baca: RJ Lino: Pelindo II Begitu Dipercaya Internasional, tetapi Kok Disudutkan di Sini ) 

Namun Lino buru-buru memperpanjang kontrak  sejak 2014 lalu. Perpanjangan kontrak ini pun diprotes oleh Serikat Pekerja JICT. 

"Lino seharusnya memperjuangkan agar pelabuhan itu dikelola anak bangsa. Toh itu pekerjaan yang pasti bisa kita kerjakan, enggak susah. Tapi dia justru bangga kalau JICT itu diserahkan ke asing," ujar Daniel. 

Daniel mengakui, penyerahan JICT ke HPH itu memang menguntungkan perusahaan secara finansial karena sudah ada kepastian fee dibayar di muka. Ada juga sejumlah pengeluaran PT Pelindo II yang batal karena JICT tetap diserahkan kepada HPH. 

Tapi bagi Danil, alasan-alasan keuangan itu tak berarti bila dihadapkan dengan prinsip kemandirian anak bangsa yang seharusnya didorong dan dibela setiap dirut BUMN. 

"Untuk apa dioperasionalkan asing. Harus diingat, pelabuhan itu pintu gerbang Indonesia. Pelindo tak ngapa-ngapain saja, pelabuhan pasti untung," ujar dia. (Ihsanuddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×