Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengungkapkan, pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan yang harus dihadapi pemerintah saat menjadi tuan rumah presidensi G20 mendatang.
Menurutnya, tantangan bagi leadership Indonesia ini sangat besar, karena Indonesia mengangkat tema yang sangat optimistis dan sangat besar, yakni Recover Together, Recover Stronger.
“Hal tersebut lah menjadi pesan yang sangat dalam bagi kita semua dan bagi global juga, bahwa ketika ingin pulih, pulihnya harus bersama-sama, kalau tidak bersama, itu tidak mungkin,” tutur Febrio, dalam KONTAN Webinar bertajuk Presidensi G20 – Manfaat bagi Indonesia dan Dunia, Senin (6/12).
Berkaca pada, presidensi G20 di Arab Saudi pada 2020 lalu, persiapan seluruh infrastruktur penunjang untuk kegiatan G20, ternyata dihantam dengan adanya pandemi Covid-19, sehingga diharuskan menggelar secara virtual.
Baca Juga: BKF sebut pertumbuhan ekonomi Indonesia tak pernah di bawah pertumbuhan global
Sementara, tantangan serupa juga dialami presidensi G20 oleh Italia yang menggelar acara di tengah pandemi. Febrio bilang, dalam pelaksanaannya, pasti ada banyak plus dan minus.
Bahkan, tantangan karena pandemi tersebut juga diprediksi akan ada dalam gelaran Presidensi G20 di Indonesia sepanjang tahun 2022.
Untuk itu, Febrio bilang, pemerintah akan terus gencar melakukan vaksinasi kepada masyarakat hingga 2022 mendatang. Sebab kunci pemulihan ini ada pada kesehatan. Menurutnya, tantangan dari virus Covid-19 ini adalah menyebabkan penularan yang tidak merata.
Baca Juga: Hasil studi menunjukkan kartu prakerja bermanfaat bagi pemegangnya
Selain itu, penyebaran vaksinasi juga tidak merata di berbagai negara. Sehingga dalam presidensi G20 ini, leadership Indonesia kembali ditantang dan sangat dibutuhkan untuk bisa ditunjukkan kepada dunia, dan acara presidensi G20 juga dapat terlaksana dengan baik dan membawa dampak positif bagi global.
Adapun, capaian vaksinasi Indonesia yang sudah kurang lebih 35%, hal ini cukup lumayan dibandingkan dengan negara miskin seperti Afrika yang bahkan vaksinasinya belum sampai 10%. “Kita sudah lumayan di 35% ini,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News