kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.491.000   8.000   0,32%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

Outlook Penyerapan Belanja Pemerintah Pusat Diprediksi Lebih Target


Minggu, 03 Juli 2022 / 13:41 WIB
Outlook Penyerapan Belanja Pemerintah Pusat Diprediksi Lebih Target
ILUSTRASI. Menkeu Sri Mulyani. Outlook Penyerapan Belanja Pemerintah Pusat Diprediksi Lebih Target.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan, outlook belanja pemerintah pusat tahun ini akan meningkat, sejalan dengan adanya peningkatan belanja pemerintah.

Sebelumnya, pemerintah meningkatkan anggaran belanja pemerintah pusat dalam  Peraturan Presiden (Perpres) 98/2022 menjadi Rp 2.370 triliun dari sebelumnya yang ada dalam UU APBN Rp 1.944,5 triliun.

Sri Mulyani mengatakan, outlook belanja pemerintah pusat tahun ini diperkirakan akan mencapai Rp 2.370 triliun atau sebesar 103% dari Perpres 98/2022 yang sebesar Rp 2.301,6 triliun.

Belanja pemerintah pusat ini juga meningkat hampir 17% dari realisasi belanja pemerintah pusat pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.954,5 triliun.

Baca Juga: Realisasi Anggaran Kesehatan Menurun 11% di Pertengahan Tahun 2022

“Jadi belanja pemerintah pusat tahun ini ada kenaikan hampir Rp 370 triliun sendiri dari belanja tahun lalu untuk pemerintah pusat,” tutur Sri Mulyani saat melakukan rapat kerja bersama Banggar DPR RI, Jumat (1/7).

Adapun outlook belanja pemerintah pusat tersebut sudah mempertimbangkan antara kain, penajaman belanja pemerintah pusat untuk mengantisipasi kebutuhan dalam rangka menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional.

Kemudian, pengeluran subsidi dan kompensasi untuk menjaga daya beli masyarakat khususnya karena kenaikan harga komoditas pangan dan energi, dan telah memperhitungkan percepatan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (PHLN).

Serta, kesiapan Kementerian/Lembaga dalam melanjutkan atau menyelesaikan program dan kegiatan yang sudah direncanakan pada Semester II 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×