Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog akan terus menyalurkan stok beras melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) atau operasi pasar. Operasi pasar ini akan dilakukan hingga Desember.
Ketua Kontak Tani Nelayan Indonesia (KTNA) Winarno Tohir mempertanyakan alasan dilakukannya operasi pasar tersebut. Ini mengingat tidak ada lonjakan harga di tingkat konsumen dan harga gabah di tingkat petani masih rendah. Winarno menduga, penyaluran beras oleh Bulog ini disebabkan stok beras Bulog yang membludak.
Winarno pun menyebut harga gabah di tingkat petani cenderung menurun. Dia khawatir bila operasi pasar terus dilakukan, maka harga gabah akan tertahan bahkan bisa jadi terus menurun.
"Sekarang harga gabah di tingkat petani, untuk yang kering itu Rp 4.500 per kilogram (kg), padahal seharusnya Rp 5.500 per kg. Kalau operasi pasar dilakukan paling tidak tertahan di Rp 4.500 per kg atau turun ke Rp 4.400 atau Rp 4.300 per kg," ujar Winarno.
Harga yang menurun ini pun disebabkan stok gabah yang dimiliki petani usai panen raya sangat besar. Sementara, stok beras tersebut tidak terserap. "Harga jatuh karena Bulog tidak menyerap. Menyerap pun, hanya sedikit. Walaupun Bulog serapannya hanya 8% - 9%, tetapi Bulog kan menyerapnya paling besar," tambahnya.
Menurut Winarno, meski terjadi kemarau nantinya, harga gabah tak akan serta merta naik. Ini disebabkan lahan-lahan rawa yang justru mengalami masa panen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News