Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BALI. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi tuan rumah Asean Capital Market Forum (ACMF) 2023. Pada tahun ini, OJK, sebagai regulator Pasar Modal Indonesia, didapuk menjadi Ketua ACMF.
Pertemuan ACMF ke-39 ini digelar mulai 16-17 Oktober 2023 di Bali. Pada Senin (16/10) kemarin, telah digelar Rapat Ketua ACMF yang mengesahkan Panduan Transisi Keuangan Berkelanjutan ASEAN.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengatakan, ASEAN adalah bagian dari komunitas internasional dan patuh pada perjanjian-perjanjian internasional. Salah satunya adalah Paris Accord for Climate change dan komitmen UN Sustainable Goals 2030.
Baca Juga: Tingkatkan Penerimaan Negara, Ditjen Pajak Bidik Influencer dan Content Creator
Terkait hal itu, ASEAN pun melakukan penyesuaian untuk menyingkronisasi komitmen lingkungan dengan prioritas global dan ASEAN, serta karakteristik masing-masing ekonomi negara anggota.
“Ini (ACMF 2023) pun menjadi suatu capaian dan bentuk kepemimpinan Indonesia dalam konteks forum pasar modal di ASEAN,” ujarnya dalam Press Conference ASEAN Capital Markets Forum (ACMF) 2023 di Badung, Bali, Selasa (17/10).
Sejak awal tahun 2023, berbagai pertemuan rangkaian ACMF telah dilakukan, seperti pada bulan April dan September.
Lewat pertemuan tersebut, ASEAN ikut berperan aktif dan memimpin gagasan, terobosan, serta rumusan terkait transisi energi maupun pembangunan berkelanjutan.
Baca Juga: Tren Pembiayaan Modal Ventura Menurun, Begini Respons OJK
Mahendra melihat, perubahan besar dalam konteks pembangunan berkelanjutan, komitmen kuat dunia mencegah perubahan iklim telah direspons sangat tepat oleh Asean.
Bukan saja semata-mata mengikuti apa yang ditetapkan dunia internasional, tapi juga memainkan peran besar kesepakatan arah berbagai peta jalan yang disebut taksonomi berkaitan ekonomi berkelanjutan yang mencerminkan kepentingan, cara pandang, dan nilai-nilai ASEAN.
“Di situlah kepemimpinan Indonesia dalam masa tahun 2023 terefleksikan kuat di pasar ASEAN,” paparnya.
Setelah rangkaian pertemuan digelar pada tahun ini, hasil yang didapatkan pun harus dirumuskan dalam formula yang bisa diterapkan di tingkat nasional.
Oleh karena itu, OJK merumuskan Taksonomi Pembangunan Berkelanjutan yang akan merevisi Taksonomi Hijau Indonesia (THI).
Baca Juga: OJK: THI Bakal Jadi Taksonomi Pembangunan Berkelanjutan
“Ini sedang dijalankan, nanti akan dikomunikasikan ke media dan publik. Saat ini, interaksi dan dialog dengan pengampu kepentingan sedang intens dilakukan,” paparnya.
Inarno menuturkan, banyak perubahan dan terobosan yang sebelumnya dilakukan lewat THI. Namun, pada tahun 2023, pemerintah mendorong lebih jauh lagi penerapan itu dalam perspektif yang lebih mutakhir.
“Penerapan ini disesuaikan dengan komitmen di tingkat internasional, sembari menjaga kepentingan ASEAN dan nasional,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News