Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang kuat. Tekanan pada pasar keuangan yang terjadi akhir-akhir ini hanya merupakan fenomena temporer sebagai akibat dari rebalancing protofolio dari global investor.
Pernyataan tersebut disampaikan Wimboh saat menjadi pembicara dalam “Investor Update 2018 Forum” yang diselenggarakan “TheCityUK” lembaga yang merepresentasikan industri keuangan di Britania Raya dan Accenture, bertempat di London, Inggris, Senin (23/7).
Dalam forum yang diikuti sejumlah investor dan industri keuangan yang berbasis di Britania Raya itu Wimboh Santoso menyampaikan OJK bersama dengan Bank Indonesia (BI) dan pemerintah telah berkoordinasi untuk mengambil berbagai kebijakan dalam koridor kewenangan masing-masing untuk meredam gejolak ini.
Dalam forum itu, industri keuangan yang berbasis di Britania Raya juga memiliki keyakinan yang sama bahwa Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang baik dan akan mampu menghadapi gejolak di pasar keuangan yang bersifat jangka pendek ini.
Wimboh juga menyampaikan agenda prioritas OJK dalam mendukung program strategis Pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di berbagai daerah dengan berbagai inisiatif pengembangan di pasar modal. “Pembangunan infrastruktur menjadi agenda prioritas utama bagi Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran, meningkatkan konektivitas, dan memicu kegiatan ekonomi di daerah sekitarnya,” kata Wimboh dalam siaran pers, Selasa (23/7).
Pemerintah Indonesia juga terus menerapkan reformasi struktural dengan mengalihkan subsidi bahan bakar ke pembangunan infrastruktur dan program jaminan sosial. OJK menjelaskan, untuk mendukung pembiayaan pembangunan infrastruktur ini, pengembangan pasar modal menjadi penting sebagai penyedia alternatif pembiayaan jangka panjang.
Selain itu, beberapa alternatif program pembiayaan yang didorong OJK. Diantaranya, pertama, mengembangkan variabilitas instrumen pembiayaan pasar modal seperti sekuritisasi, obligasi perpetual, greenbonds, obligasi daerah, dan blended finance.
Kedua, menyederhanakan proses penerbitan di pasar modal dan menerapkan beberapa kebijakan yang mendukung seperti pengembangan instrumen dan pasar hedging dan juga berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan terkait Insentif pajak bagi produk pasar modal. Ketiga, memperluas basis investor domestik. Serta, memperkuat peran lembaga keuangan non bank dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur termasuk di dalamnya melalui pasar modal.
Wimboh juga turut mengundang Investor di Britania Raya untuk lebih dekat dengan Indonesia, karena Indonesia memiliki banyak outlet bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia dengan fundamental ekonomi yang solid, keuntungan yang lebih baik dan risiko yang terkendali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News