kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Obama ingin jadi sahabat Jokowi


Selasa, 11 November 2014 / 10:01 WIB
Obama ingin jadi sahabat Jokowi
ILUSTRASI. Ledakan drone terlihat di langit di atas kota selama serangan drone Rusia, di tengah serangan Rusia di Ukraina, di Kyiv, Ukraina 8 Mei 2023. Ukraina Tuding Rusia Berencana Mensimulasikan Kecelakaan Nuklir.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BEIJING. Presiden Amerika Serikat Barack Obama sangat senang sekali bertemu Presiden Republik Indonesia Jokowi yang disapanya Widodo. Obama menawarkan menjadi sahabat Jokowi.

"Saya senang sekali bertemu dengan bapak presiden dan saya harapkan kita bisa memperkuat persahabatan pribadi maupun persahabatan antarnegara," ujar Obama di Hotel Westin, Beijing, Senin (10/11).

Bagi Obama, Indonesia bukan negara yang asing. Saat kecil Obama menetap di sini dan sempat mengenyam bangku sekolah dasar. Ia pun memuji demokrasi Indonesia sebagai negara Muslim terbesar yang toleran.

"Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia dengan penduduk Islam terbesar di dunia. Terima kasih, karena Indonesia telah menjadi negara dengan demokrasi tinggi dan plural," sambung Obama.

Jokowi pun balik berterima kasih telah bertemu Obama. Ia tak lupa karena Obama telah mengirimkan utusan khusus Menteri Luar Negeri John Kerry saat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Jokowi dan JK.  
 
Ia memastikan Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia tidak pernah bermasalah dengan demokrasi. Buktinya dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014, semuanya berjalan lancar dan aman.

"Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia dan sudah melaksanakan pemilihan presiden dengan pesta demokrasi dengan bagus. Ini menunjukkan Islam dan demokrasi berjalan baik," ujar Jokowi.

Pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Obama berlangsung hangat. Keduanya sempat makan siang bersama. Masing-masing presiden didampingi menterinya. Kedua kepala negara ini saling mengundang untuk datang ke negaranya. (Dentamira Kusuma/Kompas TV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×