kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Normalisasi Pasca Idul Fitri, Penjualan Ritel dan Belanja Masyarakat Menurun


Selasa, 13 Juni 2023 / 18:29 WIB
Normalisasi Pasca Idul Fitri, Penjualan Ritel dan Belanja Masyarakat Menurun
ILUSTRASI. Penjualan eceran pada Mei 2023 diperkirakan menurun bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan eceran pada Mei 2023 diperkirakan menurun bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. 

Berdasarkan survei penjualan eceran Bank Indonesia (BI), Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2023 yang sebesar 234,2 atau turun 3,6% mom dari 242,9 pada bulan sebelumnya. 

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan, penurunan tersebut sejalan dengan pola musiman. 

"Ada normalisasi konsumsi masyarakat setelah periode Ramadan dan Idul Fitri 2023 yang jatuh pada Maret 2023 dan April 2023," terang Erwin dalam laporannya, Selasa (13/6). 

Baca Juga: Permintaan Tertahan, Penjualan Ritel 3 Bulan Mendatang Diperkirakan Menurun

Sejalan dengan hasil survei BI, Mandiri Institute juga melihat potensi penurunan tingkat belanja masyarakat setelah lewat periode Ramadan dan Idul Fitri 2023. 

Estimasi data Mandiri Spending Index (MSI) pada Mei 2023 menunjukkan, indeks nilai belanja yang sebesar 175,1 atau menurun dari indeks April 2023 yang mencapai 210,8. 

Sedangkan indeks frekuensi belanja Mei 2023 diperkirakan tercatat sebesar 361,6 atau juga lebih rendah dari bulan April 2023 yang mencapai 366,9. 

Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono mengungkapkan, penurunan tingkat belanja tersebut murni karena pola musiman. Karena, saat momen Ramadan dan Idul Fitri, pola belanja masyarakat meningkat. 

Di tengah penurunan ini, Yudo tetap melihat adanya perbaikan konsumsi masyarakat bila dibandingkan dengan momen setelah Ramadan dan Idul Fitri tahun 2022. 

Asal tahu saja, Ramadan tahun lalu jatuh pada bulan April. Sedangkan Idul Fitri terjadi pada awal bulan Mei 2022. 

Sedangkan di periode setelah Ramadan dan Idul Fitri tahun lalu, atau pada Juni 2022, indeks nilai belanja tercatat sebesar 134,6 dan indeks frekuensi belanja sebesar 188,8. 

Baca Juga: Masyarakat Mulai Selektif dan Menahan Konsumsi

Keduanya lebih rendah dari indeks nilai belanja dan indeks frekuensi belanja pada periode setelah hari raya di tahun ini. 

Kondisi ini menunjukkan tingkat belanja masyarakat yang tetap lebih baik bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

"Jadi memang menunjukkan masih lebih baik dibandingkan tahun lalu. Ini murni karena pola musiman," tandas Yudo. 

Sebagai tambahan informasi, Yudo menyebut data MSI pada Mei 2023 ini merupakan angka estimasi. Karena data Mei 2023 saat ini baru tersedia hingga tanggal 28 Mei 2023. 

Kemudian, MSI sejak Januari 2022 telah mengalami penyesuaian karena ada penambahan komponen belanja menggunakan QRIS ke dalam perhitungan MSI. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×