kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.608.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.175   100,00   0,61%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Nilai produksi pertanian bisa capai US$ 180 miliar


Selasa, 25 September 2012 / 21:15 WIB
Nilai produksi pertanian bisa capai US$ 180 miliar
ILUSTRASI. Hingga Minggu (1/8) ada tambahan 30.738 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can



BOGOR. Peluang meningkatnya produksi pertanian Indonesia sangat besar. Setidaknya begitu perkiraan Wakil Presiden Boediono. Dia mengatakan, nilai produksi pertanian bisa tumbuh dari US$ 70 miliar pada 2010 menjadi US$ 180 miliar pada 2030 mendatang.

Pernyataan ini merujuk pada hasil laporan lembaga keuangan McKinsey yang disampaikan Boediono dalam orasi ilmiahnya yang berjudul "Transformasi Pertanian untuk Memperkokoh Ketahanan Pangan Nasional, memperingati Dies Natalis ke-49 IPB, Selasa (25/9).

Peningkatan nilai produksi dari US$70 miliar 2010 menjadi US$180 miliar 2030 selanjutnya akan memicu tumbuhnya kegiatan-kegiatan di downstream (hilir) dengan nilai US$120 miliar dan di kegiatan upstream (hulu) US$10 miliar.

"Jadi kalau kita bandingkan nilai produksi pertanian dari 2010 hingga 2030, akan terjadi peningkatan hingga US$310 miliar. Ini bukan angka kecil. Jumlah ini akan masuk dalam sirkulasi ekonomi Indonesia," jelasnya.

Boediono menjelaskan peningkatan nilai produksi akan menciptakan tambahan produksi di satu sisi yakni suplai pangan dan pendapatan bagi pelaku di sektor pertanian. "Jadi kalau di sisi suplai ada peningkatan, lalu dari sisi demand ada peningkatan, maka terjadilah interaksi positif akan ketahanan pangan," jelasnya.

Dia menegaskan peningkatan nilai produksi dapat dipicu melalui modernisasi teknologi, institusi, dan infrastruktur. Ada tiga jalur paling efektif untuk meningkatkan nilai proudki ini yakni dengan peningkatan produktivitas lahan, pergeseran ke komoditi-komoditi yang punya nilai tinggi (high-value) dan pengurangan produksi yang hilang/rugi (losses). "Tiga jalur ini memberikan harapan sangat besar pada peningkatan produksi pertanian," katanya.

Terkait dengan perluasan lahan baru, Boediono mengaku cukup rumit kalau mau membuka lahan baru. Jumlah kecil, maksimum sedang atau memanfaatkan yang sudah ada dan memaksimalkan hasilnya, itu yang paling mungkin. “Jadi strategi utamanya adalah mengandalkan intensifikasi, bukan ekstensifikasi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×