kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Neraca Perdagangan Surplus Jumbo, Neraca Transaksi Berjalan Bisa Surplus


Rabu, 18 Mei 2022 / 18:50 WIB
Neraca Perdagangan Surplus Jumbo, Neraca Transaksi Berjalan Bisa Surplus
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat di dermaga bongkar muat peti kemas Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (3/1/2022). Neraca Perdagangan Surplus Jumbo, Neraca Transaksi Berjalan Bisa Surplus.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Danamon melihat adanya potensi peningkatan surplus Neraca Transaksi Berjalan pada awal tahun 2022, bila dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2021. 

Analis makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan, surplus neraca transaksi berjalan pada kuartal I-2022 sebesar 1,5% Produk Domestik Bruto (PDB), atau lebih lebar dari capaian surplus pada kuartal IV-2021 yang sebesar 0,4% PDB. 

“Surplus neraca transaksi berjalan ini mempertimbangkan adanya surplus neraca perdagangan yang besar pada kuartal I-2022,” ujar Faiz kepada Kontan.co.id, Rabu (18/5). 

Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari 2022 hingga Maret 2022 sebesar US$ 9,3 miliar. 

Baca Juga: Tembus US$ 7,56 Miliar, Surplus Neraca Perdagangan Sentuh Rekor Tertinggi pada April

Selain adanya surplus neraca perdagangan yang jumbo, surplus neraca transaksi berjalan juga didukung oleh masuknya penanaman modal asing langsung ke dalam negeri pada periode Januari 2022 hingga Maret 2022 tersebut. 

Dengan kondisi ini, Faiz melihat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) masih akan mencetak surplus, bahkan jauh lebih besar dari capaian surplus pada kuartal IV-2021. “Kami meyakini, NPI akan surplus di kisaran US$ 4,8 miliar, atau lebih tinggi dari surplus kuartal IV-2021 yang sebesar US$ 1,4 miliar,” terang Faiz. 

Ke depan, Faiz memperkirakan neraca transaksi berjalan berpotensi mencetak defisit atau current account deficit (CAD) pada akhir tahun 2022. Menurut hitungannya, CAD pada akhir 2022 akan berada di kisaran 0,5% PDB. 

Meski begitu, ini tak melulu pertanda buruk. Pasalnya, adanya CAD melambangkan ekonomi terakselerasi dan impor meningkat yang melambangkan mulai bergeliatnya aktivitas ekonomi. 

Baca Juga: Masih Ada Potensi Pelemahan Rupiah pada Rabu (18/5)

“Ini akan berdampak ke neraca perdagangan barang yang lebih kecil, kemudian biaya freight juga stabil tinggi dan orang-orang sudah mulai melakukan perjalanan ke luar negeri,” tandas Faiz. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×