Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia bulan Juni 2019 surplus sebesar US$ 200 juta. Surplus neraca perdagangan kali ini, disebabkan oleh surplus nonmigas sebesar US$ 1,16 miliar, sementara defisit migas sebesar US$ 966,8 juta.
Dengan demikian, neraca perdagangan sepanjang Januari – Juni 2019 tercatat defisit US$ 1,93 miliar. Penyebabnya masih didorong oleh defisit migas yang semakin membengkak mencapai US$ 4,78 miliar di tengah surplus nonmigas sebesar US$ 2,8 miliar.
BPS mencatat nilai ekspor Juni 2019 sebesar US$ 11,78 miliar. Angka tersebut menunjukkan penurunan 20,6 % dari bulan sebelumnya. Dan angka tersebut turun 8,96% secara tahunan (yoy).
Penurunan tersebut disebabkan oleh rata-rata harga agregat barang ekspor Indonesia pada Juni 2019 menurun 1,16% dibanding bulan lalu. Dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun 2018, harganya turun 3,01%.
Untuk rata-rata harga ekspor non-migas Juni 2019 turun 0,70% terhadap Mei 2019. Sedangkan rata-rata harga ekspor migas Juni 2019 naik 3,03% dibanding bulan lalu. Kenaikan tersebut ditopang oleh harga minyak mentah mengalami peningkatan 1,17%.
“Kalau ada penurunan ekspor tidak otomatis harganya turun atau volumenya turun, tergantung komoditasnya. Ada yang secara volume turun tapi harga naik, tapi ada juga yang volume naik, harganya turun,” jelas Kepala BPS Suhariyanto, Senin (15/7).
Sementara itu nilai impor pada bulan Juni 2019 sebesar US$ 11,58 miliar dollar AS. Angka tersebut turun 20,70% dari bulan sebelumnya dan naik 2,80% dibanding Juni 2018.
Pergerakan tersebut dipengaruhi oleh hampir seluruh jenis impor mengalami penurunan baik bulanan maupun tahunan.
Bahkan nilai impor semua golongan barang, baik barang konsumsi, bahan baku, dan barang modal selama Januari – Juni 2019 mengalami penurunan 7,73% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News