kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Negara Lain Melejit, Ini Penyebab Inflasi Indonesia Masih Terkendali


Senin, 26 Desember 2022 / 17:43 WIB
Negara Lain Melejit, Ini Penyebab Inflasi Indonesia Masih Terkendali
ILUSTRASI. Inflasi Indonesia tetap bergerak moderat dan tetap terkendali. Efeknya, daya beli masyarat masih mampu terjaga dengan baik.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 mampu mendorong pemulihan ekonomi nasional serta meredam gejolak perekonomian global. Terbukti, inflasi Indonesia tetap bergerak moderat dan tetap terkendali. Efeknya, daya beli masyarat masih mampu terjaga dengan baik.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, laju inflasi Indonesia pada November 2022 yang mencapai 5,42% secara year on year (yoy). Tentu, angka ini lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. Misalnya, negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin alias Rusia, angka inflasinya tembus di angka 12% yoy pada periode yang sama.

Sementara itu, Inggris inflasinya tercatat diangka 11,1% yoy pada Oktober 2022. Inflasi tahunan di Inggris ini menjadi inflasi yang tertinggi dalam 41 tahun terakhir. Hal ini dipicu oleh kenaikan biaya energi yang semakin tinggi, serta harga makanan yang tembus di angka 16,4% yoy.

Begitu juga dengan negara Eropa yang tercatat mencapai 10% yoy, Filipina sebesar 7,5% yoy, serta Amerika Serikat mencapai 7,1% pada November 2022. Sedangkan, negara dengan julukan The Lion City alias Singapura justru tercatat 7,5% pada Oktober 2022. Bahkan, inflasi ini menjadi inflasi tertinggi dalam lebih dari 14 tahun atau November 2008.

Baca Juga: Imbas Potensi Resesi Global, Pertumbuhan Ekonomi RI 2023 Akan Melambat

Terkendalinya inflasi di Indonesia tidak terlepas dari upaya pemerintah, baik upaya pemerintah pusat maupun daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam menekan upaya menekan angka inflasi. Sebut saja lewat pengendalian pasokan, pemberian subsidi transportasi, operasi padar, dan gerakan masyarakat seperti gerakan tanam pangan cepat panen.

"Pencapaian inflasi Indonesia masih tetap terkendali di tengah tren inflasi tinggi yang masih terjadi di berbagai negara," ujar Airlangga dalam keterangan resminya, dikutip Senin (26/12).

Selain dari anggaran eksisting, beberapa program tersebut dialokasikan melalui anggaran belanja wajib perlindungan sosial (perlinsos) sebesar 2% dari Dana Transfer Umum (DTU). Berdasarkan data Kementerian Keuangan, pemerintah telah menggelontorkan belanja perlindungan sosial sebesar Rp 394 triliun sampai dengan 14 Desember 2022.

Ada pula, realisasi bantuan tambahan perlinsos sebesar Rp 23,1 triliun yang diberikan akibat kebijakan menaikkan harga bahan bakar subsidi (BBM). Terperinci, realisasi BLT BBM mencapai Rp 12,4 triliun sampai dengan 14 Desember 2022. Kemudian ada juga Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar Rp 7,7 triliun sampai 9 Desember 2022, serta dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp 3,1 triliun sampai 9 Desember 2022.

"Tambahan bantuan ini diberikan karena guncangan terjadi pada tahun 2022, terutama pada saat kami terpaksa menaikkan harga BBM," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITa, dikutip Senin (26/12).

Diketahui, dampak dari penyesuaian BBM terhadap inflasi juga mereda pada November 2022. Hal ini terlihat dari kelompok sektor transportasi yang tidak memberikan andil pada inflasi November 2022.

Hanya saja, meski pencapaian inflasi pasca penyesuaian BBM tetap terkendali, namun pemerintah dan Bank Indonesia akan terus memperkuat sinegeri untuk mengantisipasi potensi peningkatan permintaan maupun harga pada momen Natal 2022 dan Tahun Baru 2022 dengan memastikan kecukupan pasokan maupuan harga yang stabill.

"Optimalisasi penggunaan anggaran belanja wajib perlindungan sosial dari Dana Transfer Umum (DTU) juga akan terus didorong hingga akhir tahun untuk mendukung pencapaian inflasi Indonesia tahun 2022 tetap terkendali," kata Airlangga.

Namun jika dibandingkan dengan negara ASEAN seperti Malaysia dan Vietnam, justru inflasi kedua negara tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan angka inflasi Indonesia. Inflasi Malaysia tercatat sebesar 4,5% yoy pada September 2022 dan inflasi Vietnam yang lebih rendah atau tercatat 4,4% pada November 2022.

Baca Juga: Ekonomi Global Tak Pasti, Ekonomi Indonesia Tahun Depan Diprediksi Tumbuh 4,5%-5,3%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×