kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.250   0,00   0,00%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ekonomi Global Tak Pasti, Ekonomi Indonesia Tahun Depan Diprediksi Tumbuh 4,5%-5,3%


Sabtu, 24 Desember 2022 / 18:55 WIB
Ekonomi Global Tak Pasti, Ekonomi Indonesia Tahun Depan Diprediksi Tumbuh 4,5%-5,3%
ILUSTRASI. BI?meyakini, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 akan berada di kisaran 4,5% hingga 5,3% secara tahunan.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Ekonomi Indonesia masih menghadapi tekanan berat tahun depan. Ada kemungkinan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat akibat ketidakpastian global yang meningkat.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 akan berada di kisaran 4,5%% hingga 5,3% secara tahunan. 

Namun, Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, titik tengah pertumbuhan ekonomi tahun depan tidak akan mencapai 5%, alias hanya di kisaran 4,9% saja. 

Ini menimbang perekonomian global yang masih diliputi ketidakpastian. Ini akan membawa dampak terhadap perekonomian Indonesia. 

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo turut menjelaskan, perekonomian global tahun depan akan relatif melambat seiring dengan ketidakpastian yang masih berlangsung. 

Baca Juga: Sebanyak 152 Proyek Strategis Nasional Telah Selesai dan Beroperasi

Pertama, kondisi inflasi yang masih tinggi akibat disrupsi rantai pasok global. Ini dipengaruhi ketegangan geopolitik. 

Kedua, kebijakan moneter negara-negara di dunia yang ketat dan berlangsung lebih lama dari perkiraan. Kenaikan suku bunga masih terjadi, sebagai respons dari kenaikan inflasi. 

Ketiga, kebijakan zero Covid-19 di China yang akan berdampak pada sektor korporasi. Dody khawatir, ini akan memengaruhi produktivitas. 

“Produktivitas berpotensi menurun, sehingga ini akan turut mengganggu dari sisi disrupsi rantai pasok global,” tutur Dody saat menjawab pertanyaan Kontan.co.id, Kamis (22/12). 

Baca Juga: Pos Indonesia dan BNPP Luncurkan Prangko Seri PLBN, Ini Tujuannya

Keempat, kebijakan di Jepang yang berpotensi menimbulkan flight to quality di Jepang. Ini dikhawatirkan bisa mengganggu kenaikan imbal hasil surat utang di banyak negara. 

Namun, di tengah ketidakpastian global, sebenarnya BI melihat prospek hembusan angin segar dari kabar yang dibawa oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). 

Jokowi membocorkan rencana pencabutan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada akhir tahun 2022. Dengan demikian, BI melihat ini akan menjadi peluang bagi pertumbuhan makin kuat di tahun 2023. 

Baca Juga: Hilirisasi Industri Baja Meningkat, Industri Logam Tumbuh Pesat

BI memperkirakan, pencabutan PPKM ini akan menggeser titik tengah perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun depan, menjadi lebih tinggi. Yaitu, di kisaran 5%. 

Pasalnya, pencabutan PPKM akan mendorong mobilitas manusia dan meningkatkan aktivitas ekonomi dan keuangan. Ini yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×