kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,66   4,33   0.48%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nadiem jelaskan isu munculnya klaster di sekolah dan strategi mencegah penyebaran


Senin, 27 September 2021 / 19:23 WIB
Nadiem jelaskan isu munculnya klaster di sekolah dan strategi mencegah penyebaran
ILUSTRASI. Sejumlah murid berdoa sebelum memulai proses belajar mengajar di Sekolah Madrasyah Tsnawiyah Negeri (MTsN) Model, Banda Aceh, Aceh, Jumat, (24/9/2021).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

"Kalau ini berhasil kita akan mereplikasi ke aktivitas perdagangan, pariwisata, aktivitas keagamaan aktivitas transportasi dan sebagainya," kata Budi.

Saat tatap muka dijalankan, Budi menyebut pihaknya telah melakukan random sampling tes di DKI Jakarta, Semarang, Surakarta dan Pekalongan Jawa Tengah. Dari hasil surveilans tersebut misalnya di Semarang ada 258 sekolah dengan 3.698 orang yang dites, didapatkan hanya 9 orang yang positif Covid-19 atau 0,24%.

"Di Jakarta satu sekolah 80 sampai 90 subjek. Jakarta kita ambil untuk konservatif. Kita ambil di kecamatan yang merah atau kuning. Kita lihat dari 22 (sekolah) ada 8 yang nggak ada sama sekali (kasus). Yang lain yang ada itu angkanya kecil dan itu bukan klaster. Karena klaster didefinisikan kalau penyebarannya di sekolah," jelasnya.

Nantinya untuk surveilans di sektor pendidikan pertama melakukan identifikasi sasaran jumlah sekolah di tingkat kabupaten atau kota yang melaksanakan PTM. Kemudian, dari total jumlah sekolah tersebut 10% akan dilakukan random sampling dan dibagi berdasarkan kecamatan.

Baca Juga: Sekitar 15% remaja usia 12-18 tahun di Jakarta belum divaksinasi Covid-19

"Kecamatan mana yang paling banyak sekolah, otomatis dia akan lebih banyak. Kenapa di level Kecamatan? karena penularan itu terjadi bukan antarkota tapi di antar Kecamatan dulu. Maka epidemiologis di kecamatan terus dimonitor secara ketat. Nanti kita ambil 30 siswa dan 30 pengajar per sekolah dengan semua di swab PCR," paparnya.

Hasil pelaksanaan surveilans tersebut akan digunakan untuk menentukan kelanjutan dari PTM. Sekolah yang memiliki kasus positivity di bawah 1% akan dilakukan pencarian kontak eratnya, dimana yang positif akan dikarantina dan orang kontak erat akan diisolasi. Namun kegiatan PTM akan tetap berjalan.

Selanjutnya untuk sekolah dengan hasil surveilans memiliki positivity rate antara 1%-5% maka satu rombongan belajar tersebut akan dilakukan testing dan karantina. Sedangkan PTM akan tetap berjalan.

"Namun jika hasil di atas 5% akan dites seluruh sekolah karena ada kemungkinan ini menyebar. Sekolah kita ubah jadi daring sambil kita perbaiki protokol kesehatan, di review lagi oleh Dinkes dan tim Pak Nadiem," jelas Budi.

Selanjutnya: Kemendikbud Ristek mencatat ada 222 guru an 156 siswa yang positif Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×