Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Dadan M. Ramdan
JAKARTA. Keran pengadaan daging sapi impor untuk jenis premium dibuka lebar-lebar lewat penghapusan sistem kuota. Selanjutnya, pemerintah menerapkan kebijakan memberikan klasifikasi tersendiri atau harmonized system (HS) terhadap daging premium (prime cut).
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kemtan) Syukur Iwantoro menjelaskan, daging mahal ini akan dikenakan bea masuk yang lebih besar ketimbang daging beku biasa. "Pemerintah berharap mekanisme HS yang baru bisa digunakan awal semester II 2013," harapnya.
Pemisahan HS frozen meat dan prime cut untuk menghilangkan potensi penyalahgunaan izin impor produk pangan tersebut. "Saya mengusulkan membedakan HS daging beku dan daging premium agar menghindari penyelundupan dan penyalahgunaan impor," katanya kepada KONTAN, Kamis (2/5).
Sayangnya Sykur belum memberikan besaran tarif bea masuk bagi daging prime cut tersebut. Menurut dia, saat ini Kementerian Keuangan, maupun Kementerian Perdagangan masih melakukan penghitungan teknis berapa tarif yang wajar.
Berdasarkan perhitungan Kementerian Perdagangan (Kemdag), jumlah kebutuhan daging sapi jenis premium mencapai 20% atau sekitar 6.400 ton dari alokasi total impor daging sapi beku yang diberikan sebanyak 32.000 ton pada tahun ini.
Adapun hingga kuartal I lalu realisasi impor sapi bakalan dan daging sapi beku telah mencapai 20.000 ton setara daging. Perinciannya, sebanyak 8.500 ton berupa daging beku, dan 57.000 ekor sapi bakalan.
Khudori, pengamat pertanian menekankan aspek pengawasan terhadap peredaran prime cut di pasaran lantaran jumlahnya tidak terbatas akibat penghapusan kuota impor daging jenis tersebut.
Sebelumnya Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi mengatakan, realisasi impor daging sapi beku akan dipercepat pada semester ini. Selain itu, alokasi impor sapi bakalan juga akan dimajukan satu kuartal.
Saat ini pemerintah getol menggenjot pasokan daging agar harga cepat turun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News