Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada potensi kenaikan uang beredar dalam arti luas (M2) pada akhir tahun 2023, sehubungan dengan momen Natal dan Tahun baru dan jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua menghitung, M2 pada Desember 2023 akan meningkat sekitar Rp 120 triliun, atau sekitar 6% bila dibandingkan dengan Desember 2022.
Namun, Josua menjelaskan bahwa bukan hanya Nataru dan jelang Pemilu 2024 saja yang mendorong peningkatan uang beredar.
"Salah satu faktor pendorongnya adalah belanja pemerintah, baik itu secara pola musiman meningkat atau ada tambahan bantuan sosial di akhir tahun," tutur Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (16/11).
Hingga September 2023, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 masih surplus Rp 67,7 triliun.
Baca Juga: Ada Momen Kampanye dan Nataru, Uang Beredar Diperkirakan Meningkat
Pemerintah pun bertekad untuk mempercepat belanja berkualitas pada kuartal IV-2023, untuk mengejar target yang sudah ditetapkan dan untuk memberikan manfaat pada masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan tiga respon kebijakan dalam menghalau ketidakpastian global pada akhir tahun 2023.
Seperti, bantuan sosial berupa bantuan beras sebesar Rp 2,67 triliun dan bantuan langsung tunai (BLT) el nino sekitar Rp 7,52 triliun.
"Harapannya, ini tetap menjaga ketahanan konsumsi masyarakat. Dengan demikian, konsumsi rakyat dan pemerintah akan menambah peredaran uang," tambah Josua.
Tentu, ini akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Dari dugaan Josua, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2023 akan meningkat, setelah pada kuartal III-2023 melambat.
Sehingga dengan perkembangan tersebut, Josua memperkirakan pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2023 akan berada di kisaran 5,04% hingga 5,07%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News