kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.600   5,00   0,03%
  • IDX 8.177   88,14   1,09%
  • KOMPAS100 1.132   13,41   1,20%
  • LQ45 807   10,45   1,31%
  • ISSI 288   2,20   0,77%
  • IDX30 421   5,63   1,36%
  • IDXHIDIV20 477   7,24   1,54%
  • IDX80 125   1,26   1,02%
  • IDXV30 134   0,35   0,26%
  • IDXQ30 133   1,75   1,33%

Mobil murah bisa dijadikan basis ekspor


Minggu, 22 September 2013 / 11:12 WIB
Mobil murah bisa dijadikan basis ekspor
ILUSTRASI. Gulungan aluminium di sebuah gudang di dalam kawasan industri di Binzhou, provinsi Shandong,


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pakar Ekonomi, Didik J. Rachbini menilai positif program pemerintah melalui mobil murah yang disebut Low Cost Green Car (LCGC) dengan kisaran harga di bawah Rp 100 juta.

Paling tidak menurut Didik, kebijakan mobil murah bagus sekali agar akses rakyat semakin luas pada sarana transportasi. "Juga bisa dijadikan basis untuk ekspor menambah devisa untuk kekuatan ekonomi," tegas Didik saat dikonfirmasi Minggu (22/9).

Terkait kritik Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), Didik menilai al itu tidak sepenuhnya benar karena masalah Jakarta kurang infstrruktur.

Karena menurutnya, parkir bisa dibuat mahal dan pajak tahunan di Jakarta dan sekitarnya dibuat juga mahal.

Sebelumnya, hal senada juga disampaikan Ketua DPR RI Marzuki Alie melihat program pemerintah melalui Low Cost Green Car (LCGC) dengan kisaran harga di bawah Rp 100 juta semata-mata untuk kepentingan jangka panjang.

Menurut Marzuki, Indonesia perlu menatap perdagangan bebas ASEAN pada tahun 2015. Saat itu, kata Marzuki, Indonesia tidak bisa membatasi peredaran mobil murah yang berasal dari negara tetangga.

Oleh karena itu, sebelum terlambat, Indonesia perlu memiliki industri mobil murah. Ini semata-mata demi kepentingan nasional dan kepentingan jangka panjang.

"Jadi enggak usah diributkan soal industrialisasi. Ini diributkan, ini membuat rakyat kita jadi bodoh loh. Tapi lihat loh ASEAN 2015, saya selalu bicara ASEAN loh, pasar tunggal ASEAN bahaya loh Indonesia kalau tidak mampu bersaing dengan negara-negara lain," kata Marzuki, di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (21/9). (Tribunnews.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×