Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
YOGYAKARTA. Jaringan Kerja Relawan Jokowi, Jumat (16/01/2015) sore ini, secara khusus menggelar tradisi Jawa, ruwatan di depan Gedung Agung. Ruwatan ini dilakukan agar Joko Widodo teguh pada hati nuraninya dan mencabut pencalonan Komisaris Jenderal Pol Budi Gunawan dari calon Kapolri.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, sejak pukul 16.00 WIB, beberapa orang berpakaian adat Jawa sudah tampak duduk bersila di depan pintu gerbang Gedung Agung Yogyakarta. Seusai memasang spanduk bertuliskan "Ruwatan Jokowi teguh pada hati nurani", mereka mulai menyalakan kemenyan.
Mbah Wiji yang ditunjuk memimpin pun mulai mengelar ritual ruwatan dengan membacakan "rapalan" Rajah Kolocokro. Diakhir ritual ruwatan, Mbah Wiji memecahkan Kendi berisi air. Prosesi ini melambangkan agar segala yang buruk segera hilang dan berubah menjadi sifat baik.
"Meruwat itu artinya membersihkan, sehingga terjadi keseimbangan dan harmonisasi dalam kehidupan manusia," ujar Mbah Wiji (65) saat ditemui seusai memimpin Ruwatan Jokowi, Jumat (16/01/2015) sore.
Sementara itu, selain meruwat Joko Widodo agar teguh pada hati nuraninya, Jaringan Kerja Relawan Jokowi atau Jangkar juga secara tegas mendesak Jokowi agar mencabut pencalonan Komisaris Jenderal Pol Budi Gunawan menjadi Kapolri.
Rendra Setiawan, koordinator Jangkar DIY mengatakan, sebelum terpilih menjadi presiden, Joko Widodo berserta relawan dan pendukungnya telah membuat kesepakatan yang diberi nama "Nawacita". Salah satu isi kesepakatan itu adalah komitmen antikorupsi dan KKN.
"Presiden Joko Widodo harus ingat dengan janjinya yang antikorupsi dan akan memberantas korupsi. Jadi jika Budi Gunawan tetap dicalonkan dan dilantik, maka Joko Widodo lupa akan komitmennya," tegas Rendra Setiawan.
Menurut Rendra, relawan tidak pernah menjadi bagian dari pemerintahan ataupun oposisi. Namun relawan Jokowi akan menunjukkan sikap sesuai dengan situasi politik yang berkembang. Terlebih pencalonan Kapolri telah menuai polemik seperti saat ini.
Jangkar Jokowi, dalam hal ini, bertugas mengingatkan dan memberikan kritik agar Jokowi kembali kepada jalur dan janji-janjinya. Namun, jika kritik ini tidak diindahkan, pihaknya akan menarik diri dari relawan Jokowi dan menjadi oposisi.
"Ketika kekuasaan menindas dan tidak berpihak pada kebenaran, maka rakyat akan melawan," pungkasnya.(Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News