kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Meterai Rp 6.000 dan Rp 10.000 palsu beredar, negara dirugikan hingga Rp 37 miliar


Rabu, 17 Maret 2021 / 13:06 WIB
Meterai Rp 6.000 dan Rp 10.000 palsu beredar, negara dirugikan hingga Rp 37 miliar
ILUSTRASI. Pemalsuan materai. ANTARA FOTO/Moch Asim/aww/16.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Polisi telah membekuk pengedar meterai tempel palsu dengan jenis meterai Rp 6.000 dan meterai Rp 10.000. Tindak pidana tersebut ditaksir telah merugikan negara hingga Rp 37 miliar.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri menyampaikan peredaran meterai palsu dilakukan oleh lima orang tersangka sejak tiga setengah tahun lalu. Dari pemeriksaan barang bukti awal, polisi menemukan adanya praktis pencetakan, penjahit dan penyedia hologram meterai palsu. 

“Diedarkan hampir di seluruh Indonesia, ini merupakan tindak pidana lintas provinsi. Ancaman hukuman ada yang 6 tahun dan 7 tahun penjara,” kata Yusri saat Konferensi Pers Ungkap Kasus Bea Meterai Palsu, Rabu (17/3).

Yusri mengatakan polisi kelima tersangka tersebut akan dijerat pasal berlapis di antaranya Pasal 251, Pasal 256, dan Pasal 267 Undang-Undang (UU) tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Kemudian, UU Nomor 10 tentang Bea Meterai. Terakhir UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pencucian Uang. 

Baca Juga: 3 Cara menggunakan meterai Rp 6.000 dan Rp 3.000, ​meski meterai Rp 10.000 beredar

Direktur Pelayanan, Penyuluhan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Neilmaldrin Noor menyayangkan adanya oktom yang telah memalsukan meterai tersebut. Ia menyampaikan pada dasarnya, meterai tempel adalah pajak atas dokumen yang salah satu tujuannya adalah penerimaan negara. 

“Sumber penerimaan negara yang sama-sama kita pakai untuk pembangunan dan penyelenggaraan negara. Ini menyebabkan potensi kerugian negara, dan merugikan seluruh masyarakat,” kata Neil saat Konferensi Pers Ungkap Kasus Bea Meterai Palsu, Rabu (17/3).

Untuk itu, Neilmaldrin mengimbau kepada seluruh masyarakat agar membeli meterai asli dan bisa membedakan meterai palsu. Ia menegaskan apabila di luar harga tertera di meterai, hampir bisa dipastikan meterai itu palsu.

Neilmaldrin menambahkan pihaknya berterimakasih kepada Polda Metro Jaya yang telah cepat dan sigap menangkap pelaku tindak pidana tersebut. ”Mereka menjual, menawarkan, dan menyediakan materai palsu yang dibuat itu melawan hukum,” ujar Neil. 

Selanjutnya: 8 Dokumen yang dikenai bea meterai Rp 10.000, apa saja?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×