Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembahasan mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 akhirnya selesai. Kamis (13/9) kemarin, pemerintah dan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyepakati asumsi makro dalam RAPBN 2019.
Dalam pembahasan di Komisi XI DPR, tidak ada satupun asumsi makro yang berubah alias sama dengan usulan di Nota Keuangan 2019. Hasil pembahasan Komisi XI DPR ini selanjutnya akan dibawa ke Badan Anggaran (Banggar) DPR untuk dibahas sebelum disahkan menjadi undang-undang dalam sidang paripurna.
Pembahasan asumsi makro RAPBN 2019 sempat memanas. Sebab, Fraksi Gerindra, tidak menyetujui asumsi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp 14.400 per dollar AS.
Fraksi ini menilai, asumsi kurs sebesar Rp 14.400 per dollar AS pada tahun depan ini tidak realistis. Sebab, saat ini saja rupiah bergerak di sekitar Rp 14.800 - Rp 14.900 per dollar AS.
“Asumsi Rp 14.400 per dollar AS tidak realistis. Sekarang kondisi rupiah terhadap dollar Rp 14.800. Kalu begini, Gerindra tidak akan terlibat dalam pengambilan keputusan atau abstain,” kata Anggota Komisi XI Fraksi Gerindra Heri Gunawan.
Meski demikian, Fraksi Gerindra akhirnya menyetujui asumsi nilai tukar rupiah dalam RAPBN 2019 senilai Rp 14.400 per dollar AS. Alasannya, Gerinda mempercayai Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter yang memiliki asumsi nilai tukar rupiah pada tahun depan di kisaran Rp 14.300 sampai Rp 14.700 per dollar AS.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara dalam kesempatan tersebut mengatakan, di tahun depan, tekanan terhadap nilai tukar rupiah akan lebih ringan ketimbang tahun ini. Sebab, Bank Sentral AS diperkirakan hanya akan menaikkan suku bunga sebanyak dua kali tahun depan.
Tak seperti tahun ini yang diperkirakan sebanyak empat kali. BI memperkirakan suku bunga The Fed masih akan naik hingga 3,25%. Saat ini, Fed Fund Rate (FFR) sendiri sebesar 2,5%.
“Walaupun di pasar keuangan ada beberapa proyeksi, ada yang sampai 2,75% ada yang 3,0% ada 3,25% ada 3,5%, tetapi kami memakai 3,25%, Tentu kenaikan FFR ini direspons negara-negara tetangga termasuk BI sehingga kami harus naikkan suku bunga,” kata Mirza.
Nah, bila menggunakan ekspektasi suku bunga The Fed sebesar 3,25%, kata Mirza, kenaikan bunga The Fed dari saat ini 2,5% ke 3,25% lebih terkontrol. “Ketimbang dulu yang sekitar nol persen menjadi 2,5% sehingga asumsi nilai tukar rupiah di tahun depan Rp 14.300 sampai Rp 14.700 per dollar AS,” kata dia.
Berikut asumsi makro RAPBN 2019 yang disepakati pemerintah bersama Komisi XI DPR:
- Pertumbuhan ekonomi : 5,3%
- Inflasi : 3,5%
- Nilai tukar rupiah : Rp 14.400/US$.
- Tingkat bunga SPN : 5,3%
- Tingkat pengangguran : 4,8% - 5,2%
- Angka kemiskinan 8,5% - 9,5%
- Gini Ratio 0,038 - 0,039
- Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 71,98
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News