Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Perbaikan proyeksi defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) dan besarnya arus modal asing yang masuk (capital inflow) tak serta merta membuat neraca pembayaran Indonesia (NPI) positif. BI membuka peluang, NPI kuartal pertama tahun ini akan mencatat defisit.
"Sedikit defisit, masih hitungan juta (dollar AS). Akan tetapi belum pasti," kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung usai konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (21/4).
Juda tak memperinci penyebab defisit tersebut. Namun ia memproyeksi CAD tiga bulan pertama tahun ini sebesar 2,2% dari produk domestim bruto (PDB), lebih sempit dibanding proyeksi sebelumnya yang sebesat 2,6%-2,7% dari PDB. Hal tersebut didukung oleh membaiknya ekspor, terutama ekspor ekspor tekstil, ekspor kendaraan roda empat, khususnya kendaraan untuk penumpang.
Sementara itu, pihaknya juga mencatat capital inflow ke pasar keuangan domestik selama kuartal pertama tahun ini mencapai US$ 4,9 miliar. Menurutnya, inflow tersebut lebih besar dibanding inflow pada kuartal pertama dan kedua tahun lalu.
Dari inflow US$ 4,9 miliar, sebesar US$ 3,7 miliar diantaranya masuk ke pasar Surat Utang Negara (SUN). Sementara sisanya masuk ke pasar saham, dan sertifikat BI. Dengan peningkatan capital inflow tersebut, terjadi penguatan nilai tukar rupiah sebesar 3,96% secara year to date ke level Rp 13.260 per dollar Amerika Serikat (AS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News