kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski direvisi, ekonom menilai target penerimaan devisa pariwisata masuk akal


Senin, 27 September 2021 / 18:51 WIB
Meski direvisi, ekonom menilai target penerimaan devisa pariwisata masuk akal
ILUSTRASI. Wisatawan memadati area Pantai Sanur saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di Denpasar, Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/wsj.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno kembali mengubah target devisa sektor pariwisata di tahun 2021, seiring dengan sektor pariwisata yang masih tertekan akibat Covid-19. 

Dalam target terbarunya, Sandiaga memperkirakan penerimaan devisa pariwisata di tahun ini hanya berada di kisaran US$ 360 juta hingga US$ 370 juta. 

Ini berubah dari target penerimaan devisa tahun 2021 yang sempat ia utarakan pada Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada Juni 2021 lalu yang berada di kisaran US$ 300 juta hingga US$ 410 juta. 

Meski memang masih berada dalam kisaran sasaran awal, tetapi jumlah ini menurun tajam dari target sebelumnya yang sebesar US$ 4,8 miliar hingga US$ 8,5 miliar. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, target tersebut masuk akal. Pasalnya, memang bila dilihat dari kondisi saat ini, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) masih terkontraksi. 

Baca Juga: Airlangga Hartarto sebut pemerintah akan tingkatkan dana hibah pariwisata 2021

“Kalau dilihat data kunjungan wisman kumulatif sampai dengan Juli 2021, kunjungan wisman masih tercatat turun secara tahunan. Jadi, pastinya devisa pariwisata di tahun 2021 akan lebih kecil dari 2020,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Senin (27/9). 

Asal tahu saja, devisa pariwisata di keseluruhan tahun 2020 tercatat US$ 3,54 miliar atau masih lebih tinggi dari outlook devisa pariwisata tahun ini. 

Ke depannya, jumlah kunjungan wisman dan pendapatan devisa pariwisata masih akan sangat bergantung pada perkembangan kasus harian Covid-19. 

Bila Indonesia berhasil menurunkan kasus dan tidak ada lagi gelombang susulan, maka perekonomian akan lebih cepat dibuka secara bertahap, sehingga devisa pariwisata pun berhasil bertambah. 

Selain itu, Faisal mengimbau agar pemerintah menggencarkan vaksinasi, apalagi saat ini vaksinasi menjadi salah satu syarat dalam bepergian. Makanya, program dan akses vaksinasi yang baik juga akan memungkinkan tercapainya target devisa pariwisata ke depan. 

Selanjutnya: PHRI Jakarta tolak rencana sertifikasi CHSE bagi industri pariwisata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×