kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri Susi ajak negara lain ikut memberantas ilegal fishing


Senin, 22 Juli 2019 / 17:35 WIB
Menteri Susi ajak negara lain ikut memberantas ilegal fishing


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendesak sejumlah negara untuk membuka data Vessel Monitoring System (VMS) atau Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (SPKP) untuk ikut memberantas ilegal fishing.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, data VMS menjadi penting dalam upaya pencegahan illegal, unreported dan unregulated (IUU) fishing."Banyak negara belum mau buka data VMS saya minta mereka bukalah data VMS. Jika kita buka data kita tahu bagaiamana ilegal fishing ini terjadi," kata Susi, Senin (22/7). 

Baca Juga: Sukses menangkap kapal buron interpol, Susi berseru pada negara seluruh dunia 

Susi menyebutkan sejauh ini, baru ada enam negara yang sudah membuka data VMS mereka.

Ajakan membuka data VMS ini disebut Susi nanti juga akan meng-encourage Kementerian Luar Negeri untuk mengajak negara lain melakukan juga. Hal tersebut tak lain lantaran ilegal fishing merupakan kegiatan lintas negara.

Baca Juga: Membaca potensi menteri yang bertahan dan tersingkir dari kabinet Jokowi

Oleh karena itu, Susi menekankan pentingnya kerjasama dan saling mendorong antara negara dalam memerangi ilegal fishing. Guna saling berbagi, bekerja sama dan menemukan jalan baru untuk perangi ilegal fishing maka KKP menggelar workshop intrenasional yang diikuti oleh negara-negara di Afrika, Asia, Timur Tengah dan Pasific.

"Masalah ilegal fishing itu bagi kita lima tahun tahun lalu, kita sudah selesaikann tapi penyelesaian kita juga cuma menenggelamkan, pemilik kapal di luar negeri belum bisa kita tarik untuk tanggung jawab. Nah workshop ini melatih mereka analisa IUU kejahatan dan kooperasi bersama agar berbagi informasi.," sambung Susi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×