kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri Rini pastikan buyback saham dilanjutkan


Kamis, 03 September 2015 / 13:36 WIB
Menteri Rini pastikan buyback saham dilanjutkan


Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Menteri BUMN Rini M Soemarno memastikan program pembelian kembali (buyback) saham perusahaan milik negara tetap dijalankan namun menyesuaikan dengan kondisi dan harga saham di bursa.

"Tetap berjalan (program buyback). Tapi masing-masing BUMN harus melakukan analisis secara total," kata Rini usai menyaksikan penandatanganan sinergi PT PGN, PT Pelni dan PT ASDP Indonesia Ferry dalam memanfaatkan gas bumi untuk transportasi laut, di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (3/9).

Menurut Rini, saat ini BUMN yang sudah siap melakukan buyback dalam jumlah yang sangat besar, seperti Bank BRI (BBRI), Bank BNI (BBNI), Bukit Asam (PTBA), Waskita Karya (WSKT).

"Mereka siap masuk, tapi disesuaikan dengan Price Earning (PE). Berapa besar turunnya. Ada perusahaan yang turun 45%, tapi sudah naik baru 5%. Ini harus dianalisis," ujarnya.

Ia menambahkan, sesuai dengan tujuannya "buy back" selain untuk meningkatkan kembali harga saham, juga untuk keperluan lain seperti dalam rangka menyerap saham ESOP (employee stock owner programme).

"Sumber dana buyback selain dari BUMN yang bersangkutan, juga ditopang oleh BUMN Asuransi dan dana pensiun yang menginvestasikan dananya di saham BUMN," ujarnya.

Program buyback diumumkan Pemerintah, setelah pada Senin (24/8) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI merosot tajam sebesar 172,224 poin atau 3,97% ke posisi 4.163,73.

Namun setelah pengumuman buyback, harga saham pada beberapa hari berikutnya langsung mengalami peningkatan, meskipun tetap berfluktuasi.

Menurut catatan, 16 BUMN yang diarahkan untuk buyback yaitu Bank BTN (BBTN), Bank BRI, Bank Mandiri (BMRI), Semen Baturaja (SMBR), Jasa Marga (JSMR), Wijaya Karya (WIKA), Bank BNI, Krakatau Steel (KRAS).

Selanjutnya Garuda Indonesia (GIAA), Adhi Karya, Perusahaan Gas Negara (PGAS), Kimia Farma (KAEF), Semen Indonesia (SMGR), Aneka Tambang (ANTM), Indofarma (INAF), Timah (TINS), dan Bukit Asam. (Royke Sinaga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×