kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri Investasi Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 5,4% di kuartal III 2022


Selasa, 25 Oktober 2022 / 18:22 WIB
Menteri Investasi Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 5,4% di kuartal III 2022
ILUSTRASI. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia optimistis ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 bisa tumbuh di atas 5,4%.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah optimistis ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 bisa tumbuh di atas 5,4%.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut, kenaikan harga BBM pada September lalu, tidak terlalu menghambat pertumbuhan ekonomi domestik pada tahun ini.

“Saya ada keyakinan kuartal III prediksi kami dengan data, saya tak bermaksud mendahului Badan Pusat Statistik (BPS). Pertumbuhan ekonomi di kuartal III masih di atas 5,4%,” tutur Bahlil dalam konferensi pers, Senin (24/10).

Baca Juga: Pemerintah Bakal Luncurkan Panduan Investasi Lestari pada Tahun Ini

Optimisme tersebut, kata Bahlil, akan didorong oleh  realisasi investasi pada kuartal III yang mampu tumbuh 1,9% dari realisasi investasi pada kuartal sebelumnya. Nilainya mencapai Rp 307,8 triliun atau tumbuh 42,1% dari periode sama tahun lalu.

“Investasi tumbuh 1,9%, tinggal kita lihat konsumsi dan spending pemerintah,” tambahnya.

Faktor lain, kinerja ekspor Indonesia juga masih menunjukkan kinerja yang positif, pun dengan inflasi domestik yang masih terjaga di bawah 6%.

Lebih lanjut, Bahlil juga optimistis pertumbuhan ekonomi tahun depan akan lebih baik dibandingkan tahun ini, meskipun ada ancaman resesi global.

Namun, pemerintah harus fokus dalam menjaga kestabilan ekonomi dalam negeri. Apalagi, Indonesia mulai memasuki tahun politik pada 2023 mendatang. Bahlil mengakui kondisi politik yang tidak stabil dapat mengganggu ekonomi Indonesia.

“Jangan sampai kita menjadi negara pasien Dana Moneter Internasional (IMF) lah dan kita berdoa agar tidak menuju ke sana,” imbuhnya.

Baca Juga: Investasi Asing Diperkirakan Tetap Tinggi Meski Ekonomi Global Terancam Resesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×