Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitangganag | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Menko Perekonomian Darmin Nasution, menggelar dialog awal tahun bersama dengan jajaran pimpinan redaksi media cetak dan elektronik, Kamis (7/1).
Dalam pertemuan itu, Darmin berbicara soal bagaimana supaya ekonomi Indonesia semakin maju dan menarik bagi investor.
Menurutnya, salah satu yang menjadi fokus pemerintah adalah dengan mendorong industri dalam negeri dan memberikan kebijakan (seperti yang telah dikeluarkan dalam Paket Kebijakan Ekonomi I-VIII) agar investor tertarik berinvestasi.
Ia menambahkan, sejak zaman order baru, Indonesia hampir selalu transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) dalam status negatif.
Penyebab utamanya, Indonesia adalah negara yang memerlukan impor dalam jumlah banyak dalam hal beberapa kelompok produk.
Kelompok produk itu adalah, petro chemical, general chemical kemudia besi dan baja (termasuk permesinan).
Hal ini juga menjadi fokus pemerintah untuk meningkatkan industri dalam negeri.
Selain itu, Darmin menambahkan pemerintah juga ingin segera mendorong perkembangan industri farmasi, karena sangat diyakini perkembangannya akan pesat ditambah dengan adanya Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
"Pemerintah ingin mendorong industri farmasi, pasti berkembang karena ada jamkesmas, yang diperlukan mungkin adalah standart obatnya" kata Darmin.
Ia juga tidak menampik bahwa ada kesulitan untuk mendorong industri ini berkembang karena mayoritas bahan baku obat sudah dikuasai oleh pemain besar yang berasal dari luar negeri.
Darmin juga menuturkan bahwa perlunya fokus dalam pembangunan pembangkit listrik, menurutnya teknologi yang digunakan tidak begitu tinggi dan tingkat kesulitannya tidak begitu besar.
Cuma, yang diperlukan sekarang untuk mendorong pembangunan pembangkit listrik adalah standar harga.
"Pembangkit listrik teknologinya tidak begitu susah, teknologi juga tidak begitu tinggi, yang utama diperlukan adalah adanya standart harga" tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News