Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengklaim indikator makro pembangunan pertanian Indonesia meningkat secara signifikan. Hal ini menjadikan sektor pertanian sebagai penopang utama perekonomian nasional.
Amran menjelaskan bahwa, peningkatan ini disebut buah dari transformasi pangan berkeadilan yang fokus pada produksi dan kesejahteraan petani.
Dia membeberkan, Produk Domestik Bruto (PDB) Pertanian pada tahun 2025 tercatat sebesar 14,35%. Angka ini merupakan yang tertinggi kedua sebagai penopang PDB Nasional dan menjadi capaian tertinggi selama enam tahun terakhir.
"Dengan berbagai terobosan kebijakan yang telah dilakukan, kita patut berbangga capaian indikator makro pembangunan pertanian Indonesia meningkat signifikan," ujarnya dalam rapat bersama Komisi IV DPR, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/11/2025).
Baca Juga: Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Mentan Lapor Sektor Pertanian Sumbang PDB 13,83%
Selain PDB, lanjut Amran, indikator lain yang mencetak rekor adalah Nilai Tukar Petani (NTP). NTP pada Oktober 2025 mencapai 124,33 dan September 124,36. "Ini tertinggi sepanjang sejarah," klaimnya.
Dari sisi kinerja dagang, ekspor pertanian hingga Agustus 2025 tercatat sebesar Rp 507,78 triliun. Nilai ini melonjak 42% dibandingkan tahun 2024. Peningkatan ini juga diikuti kenaikan jumlah tenaga kerja pertanian menjadi 38,99 juta orang, atau naik 1,8% dari tahun sebelumnya.
Amran merinci, produksi beras berdasarkan data KSA-BPS periode Januari-Desember 2025 mencapai 34,77 juta ton, melampaui target 32 juta ton. Angka ini naik 13,54% dari target yang diberikan, atau surplus 2,7 juta ton. Peningkatan ini bahkan lebih tinggi dibandingkan proyeksi United State Department of Agriculture (USDA) yang memprediksi 34,6 juta ton.
Baca Juga: Stok Melimpah, Bulog Berpeluang Lakukan Ekspor Beras
Sementara itu, capaian positif juga terjadi pada komoditas jagung. Produksi jagung pipilan kering pada Januari-Desember 2025 diperkirakan mencapai 16,55 juta ton, naik 9,34% dari tahun 2024. "Indonesia tahun ini tidak impor jagung untuk pakan," tegas Amran.
Realisasi produksi komoditas strategis lainnya, seperti aneka cabai, bawang merah, kopi, dan tebu, juga rata-rata di atas 85%. Bahkan, kelapa, sawit, karet, dan kakao juga menunjukkan kenaikan signifikan.
Tak hanya di sektor produksi, Amran juga menyinggung perbaikan tata kelola. Laporan Keuangan BPK 2024 mencatat Kementan memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), naik dari posisi sebelumnya Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
"Nilai reformasi birokrasi juga naik 5,48% dari tahun sebelumnya, nilai survei penilaian integritas dari KPK naik 7,68 poin. Dan yang terbaru, kita mendapatkan penghargaan dari FAO terkait program kerjasama Selatan-Selatan tahun 2025," pungkasnya.
Baca Juga: BPS: Kinerja Ekspor Januari-September 2025 Capai US$ 209,8 Miliar, Naik 8,14%
Selanjutnya: Ormas Garap Tambang: Syarat Minimal 67% Saham di Badan Usaha
Menarik Dibaca: Promo Alfamart Paling Murah Sejagat 24-30 November 2025, WOW Spageti Beli 2 Gratis 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













