Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro menjelaskan tentang GeNose kepada Komisi IX DPR. Dalam kesempatan tersebut, Bambang menegaskan bahwa alat screening tersebut tak dibuat untuk menggantikan fungsi PCR.
"Jadi kami ingin menegaskan kembali bahwa GeNose ini tidak didesain untuk menggantikan PCR, GeNose ini didesain murni untuk screening," ujar Bambang dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (3/2).
Meski berupa alat screening, dia pun menyebut alat tersebut diharapkan akurat, mudah digunakan, relatif terjangkau, dan hasilnya bisa didapatkan dengan cepat.
Menurut Bambang, hasil screening GeNose ini bisa didapatkan dalam waktu kurang dari tiga menit dan memiliki reliabilitas yang tinggi. Dia juga menyebut alat ini sudah melewati uji validasi lebih dulu.
Baca Juga: Mulai Jumat (5/2), GeNose siap digunakan di dua stasiun kereta api
"Jadi pasien diambil swabnya dan diminta menghembuskan nafas, sehingga mengecek konsistensi apakah hasil PCR-nya konsisten dengan hasil GeNosenya. Dan ternyata dari uji validasi itu, diketahui baik sensitivitas maupun spesifitas itu di atas 90%, jadi cukup akurat dan sudah menggunakan kira-kira 2.000-an sampel," terang Bambang.
Lebih lanjut dia mengatakan, karena GeNose ini menggunakan artificial intelligence (AI) atau mesin learning maka akurasinya akan membaik seiring dengan pemakaian yang lebih banyak. Menurut dia, tim peneliti UGM pun akan terus mengembangkan program alat ini.
Baca Juga: Simak, inilah syarat pemeriksaan GeNose Covid-19 KAI di stasiun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News