kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.260   7,00   0,04%
  • IDX 6.927   22,16   0,32%
  • KOMPAS100 1.007   4,41   0,44%
  • LQ45 766   3,19   0,42%
  • ISSI 229   1,29   0,57%
  • IDX30 394   0,51   0,13%
  • IDXHIDIV20 454   0,46   0,10%
  • IDX80 113   0,75   0,67%
  • IDXV30 114   0,62   0,55%
  • IDXQ30 127   0,18   0,14%

Menperin optimistis pertumbuhan industri manufaktur bisa 5,3% jika harga gas turun


Senin, 02 Maret 2020 / 12:35 WIB
Menperin optimistis pertumbuhan industri manufaktur bisa 5,3% jika harga gas turun
ILUSTRASI. Menperin optimistis pertumbuhan industri manufaktur bisa 5,3% tahun ini jika harga gas turun. ANTARA FOTO/Moch Asim/aww.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo

“Permintaan sisi industri seperti ini, kalau mau mendorong industri, jangan ditarik di depan, tetapi tariklah di belakang. Kalau harga input murah, industri bergerak. Dari situlah akan didapat tambahan perolehan pajak," paparnya.

Baca Juga: PGN (PGAS) siap gasifikasi 52 pembangkit listrik milik PLN

Zakir menuturkan, penurunan harga gas diharapkan memperbanyak transaksi seiring harga produk jadi industri yang turun. Dengan demikian, perolehan yang diterima negara melalui Pajak Pertambahan Nilai (PPN) lebih tinggi.

Jika masih ada perusahaan yang tidak mau menurunkan harga produknya kendati harga gas sudah turun, setoran Pajak Penghasilan (PPh) badan perusahaan itu harus naik karena marginnya tinggi. "Jadi, enggak perlu khawatir. Ujung-ujungnya tetap bisa ditangkap sama pajak. Bisa melalui PPh badan, PPN, bisa juga melalui PPh orang yang bekerja di situ," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×