kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.777.000   23.000   1,31%
  • USD/IDR 16.969   -99,00   -0,59%
  • IDX 6.016   20,23   0,34%
  • KOMPAS100 853   5,58   0,66%
  • LQ45 674   6,61   0,99%
  • ISSI 187   0,79   0,42%
  • IDX30 356   3,48   0,99%
  • IDXHIDIV20 433   6,49   1,52%
  • IDX80 97   0,82   0,86%
  • IDXV30 102   0,07   0,07%
  • IDXQ30 118   1,97   1,70%

Menperin optimistis pertumbuhan industri manufaktur bisa 5,3% jika harga gas turun


Senin, 02 Maret 2020 / 12:35 WIB
Menperin optimistis pertumbuhan industri manufaktur bisa 5,3% jika harga gas turun
ILUSTRASI. Menperin optimistis pertumbuhan industri manufaktur bisa 5,3% tahun ini jika harga gas turun. ANTARA FOTO/Moch Asim/aww.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo

“Permintaan sisi industri seperti ini, kalau mau mendorong industri, jangan ditarik di depan, tetapi tariklah di belakang. Kalau harga input murah, industri bergerak. Dari situlah akan didapat tambahan perolehan pajak," paparnya.

Baca Juga: PGN (PGAS) siap gasifikasi 52 pembangkit listrik milik PLN

Zakir menuturkan, penurunan harga gas diharapkan memperbanyak transaksi seiring harga produk jadi industri yang turun. Dengan demikian, perolehan yang diterima negara melalui Pajak Pertambahan Nilai (PPN) lebih tinggi.

Jika masih ada perusahaan yang tidak mau menurunkan harga produknya kendati harga gas sudah turun, setoran Pajak Penghasilan (PPh) badan perusahaan itu harus naik karena marginnya tinggi. "Jadi, enggak perlu khawatir. Ujung-ujungnya tetap bisa ditangkap sama pajak. Bisa melalui PPh badan, PPN, bisa juga melalui PPh orang yang bekerja di situ," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×