kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menperin Optimistis Industri Manufaktur Tetap Ekspansif


Kamis, 02 Maret 2023 / 13:16 WIB
Menperin Optimistis Industri Manufaktur Tetap Ekspansif
ILUSTRASI. Kinerja industri pengolahan nonmigas di tanah air masih tetap terjaga. KONTAN/Baihaki/18/10/2022


Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa kinerja industri pengolahan nonmigas di tanah air masih tetap terjaga dalam kondisi yang stabil pada pertengahan kuartal pertama tahun ini.

Capaian tersebut terlihat dari hasil Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global, menunjukkan di posisi 51,2 pada bulan Februari atau masih dalam tahap ekspansi.

PMI manufaktur Indonesia pada bulan kedua ini mampu melampaui PMI manufaktur Myanmar (51,1), Malaysia (48,4), Taiwan (49,0), Jepang (47,7), Inggris (49,2), Amerika Serikat (47,8), Zona Eropa (48,5), Prancis (47,9), dan Jerman (46,5).

Baca Juga: Momen Ramadan dan Lebaran Diramal Bisa Mendongkrak PMI Manufaktur Indonesia

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, level ekspansi ini memperpanjang periode perbaikan kondisi sektor industri manufaktur selama 18 bulan terakhir ini, meskipun di tengah dampak tekanan ekonomi global. 

"Artinya tingkat kepercayaan diri para pelaku industri manufaktur kita masih cukup tinggi atau optimistis,” ungkap Agus, dalam keterangannya, kemarin. 

Aktivitas industri manufaktur nasional yang masih berjalan impresif ini sesuai juga dengan hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Februari 2023 yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang mencapai posisi 52,32.

Level ekspansi ini mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 0,78 poin dibandingkan Januari 2023.

Menanggapi laporan PMI manufaktur Februari 2023 mengenai kepercayaan diri berbisnis yang turun, Agus menyampaikan bahwa survei IKI pada periode yang sama juga menunjukkan adanya industri yang masih pesimis, namun dengan jumlah atau persentase yang sedikit.

“Sebanyak 64,29% pelaku usaha menyatakan optimis terhadap kondisi usaha industri enam bulan ke depan. Seiring dengan itu, persentase pesimisme pelaku usaha mengalami penurunan, dari 13,60% pada Januari 2023 menjadi 10,81% pada Februari 2023. Sedangkan 24,90%pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya stabil selama enam bulan mendatang,” jelas Agus.

Kemenperin pun bertekad untuk terus fokus dalam mendorong kegiatan pengolahan sumber daya alam di dalam negeri. Langkah hilirisasi industri terbukti mampu membawa dampak yang luas bagi perekonomian nasional, seperti peningkatan investasi, penyerapan tenaga kerja, dan ekspor.

Baca Juga: Aktivitas Manufaktur Global Mulai Menunjukkan Pemulihan

Pemerintah telah menekankan proses hilirisasi tidak hanya akan dilakukan pada sektor pertambangan mineral dan batu bara saja, tetapi juga menyasar ke sektor lain seperti pertanian, perkebunan, hingga perikanan..

Agus menambahkan, pihaknya juga terus memacu program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Sebab, upaya peningkatan belanja produk dalam negeri ini diyakini turut mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Pada tahun 2022, sekitar Rp762 triliun dari APBN, APBD maupun BUMN telah dibelanjakan untuk produk-produk dalam negeri. Ini nilai yang sangat besar sekali. Dan, ini bisa menjadi kesempatan atau peluang bagi pelaku industri yang memiliki produk-produk dengan kualitas yang baik,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×