kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri Manufaktur Tumbuh 5,01% di 2022, Tiga Sektor Ini Jadi Penopang


Selasa, 07 Februari 2023 / 18:15 WIB
Industri Manufaktur Tumbuh 5,01% di 2022, Tiga Sektor Ini Jadi Penopang


Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pengolahan atau manufaktur nonmigas tumbuh 5,01% di sepanjang tahun 2022. Capaian ini lebih tinggi dibanding angka pertumbuhan pada tahun 2021 yang sebesar 3,67%.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, sektor industri menjadi penopang utama terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,31% pada 2022.

Agus menjelaskan, di tengah perlambatan ekonomi global, utilisasi sektor industri manufaktur rata-rata sudah berada di atas 71%. Artinya, aktivitas produksi semakin bergeliat untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tiga sektor manufaktur yang menjadi sumber penopang ekonomi pada tahun 2022. Yakni, industri makanan dan minuman yang tumbuh sebesar 4,90%, industri alat angkutan tumbuh 10,67%, serta industri logam dasar tumbuh 14,80%.

“Pertumbuhan industri makanan dan minuman dipacu oleh peningkatan produksi komoditas mamin serta meningkatnya ekspor CPO akibat tingginya permintaan global,” ujar Agus, dalam keterangan resminya, Selasa (7/2).

Baca Juga: Ekonom: Tahun Ini, Sektor Domestik Menjadi Penggerak Perekonomian RI

Pertumbuhan industri alat angkutan didukung oleh kebijakan diskon PPnBM sepanjang tahun 2022,. Sedangkan pertumbuhan di industri logam dasar lantaran didorong oleh peningkatan kapasitas produksi di sentra tambang seiring membaiknya harga komoditas di pasar ekspor.

Sementara itu, realisasi investasi industri manufaktur pada 2022 mencapai Rp497,7 triliun.

Peningkatan investasi di sektor industri juga dinilai akan mendongkrak serapan tenaga kerja. Pada tahun 2022, total serapan tenaga kerja diperkirakan mencapai 19,11 juta orang, sedangkan pada 2023 sebanyak 19,2 juta-20,2 juta orang.

Seiring dengan itu, nilai ekspor industri pengolahan nonmigas pada 2022 mencapai US$ 206,35 miliar, naik 16,45% dari angka tahun 2021 (US$ 177,2 miliar) dan ditargetkan dapat meningkat hingga US$ 225 miliar-US$ 245 miliar pada 2023.

“Oleh karena itu, pemerintah bertekad untuk memperkuat hilirisasi di sektor industri manufaktur. Sebab, selama ini telah memberikan bukti nyata terhadap multiplier effect bagi perekonomian nasional, antara lain adalah meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, menarik investasi masuk di tanah air, menghasilkan devisa besar dari ekspor, dan menambah jumlah serapan tenaga kerja,” kata Agus.

Baca Juga: Ekonom Sebut Capaian Tahun 2022 Bisa Jadi Bekal Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×