kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Menkominfo Dorong Industri Penyiaran Adopsi Teknologi Kecerdasan Buatan


Minggu, 13 Agustus 2023 / 16:21 WIB
Menkominfo Dorong Industri Penyiaran Adopsi Teknologi Kecerdasan Buatan
ILUSTRASI. Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mendorong industri penyiaran Indonesia mengadopsi teknologi digital terbaru seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).


Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mendorong industri penyiaran Indonesia mengadopsi teknologi digital terbaru seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Sebab, industri Indonesia memiliki kemampuan beradaptasi terhadap dinamika teknologi yang tengah berlangsung.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi menilai perkembangan industri penyiaran di Indonesia saat ini berjalan baik dalam menghadapi disrupsi teknologi digital. Selain itu, kemampuan adaptasi itu juga dapat dilihat dari prediksi pendapatan iklan televisi di Indonesia yang akan tumbuh 10,3% pada 2023 dengan nilai US$ 1,4 miliar.

"Proyeksi positif ini menjadi salah satu indikator utama bahwa industri penyiaran Indonesia cukup lincah dan memiliki ketangguhan dalam menghadapi gempuran disrupsi teknologi digital," ujar Budi dalam keterangan tertulis, Minggu (13/8).

Baca Juga: Percepatan Pemeratan Infrastruktur Digital Perlu untuk Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Lebih lanjut, Budi Arie menyoroti perkembangan teknologi yang pesat di bidang kecerdasan buatan yang akan mempengaruhi masa depan industri penyiaran global. Menurutnya, teknologi kecerdasan buatan akan merevolusi proses pembuatan konten, keterlibatan pemirsa, dan teknologi periklanan.

Meski demikian, Budi menyadari teknologi tersebut juga menimbulkan tantangan baru, diantaranya potensi hilangnya lapangan pekerjaan dan menimbulkan berbagai permasalahan etik.

Oleh karena itu, Budi mengajak para pemangku kepentingan di industri penyiaran untuk bersama-sama mengkaji dampak perkembangan teknologi terhadap industri penyiaran di masa depan.

“Dari kajian tersebut kita akan bersama-sama menyusun peta jalan untuk memastikan industri penyiaran tetap dapat berdaya dan berdaulat di masa-masa yang akan datang,” kata dia.

Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Kominfo Jaga Ruang Digital dari Konten Hoaks Hingga Radikalisme

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×