kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menkeu Sri Mulyani: Pertumbuhan ekonomi 2020 bisa minus 2,2%


Senin, 21 Desember 2020 / 13:58 WIB
Menkeu Sri Mulyani: Pertumbuhan ekonomi 2020 bisa minus 2,2%
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pertumbuhan ekonomi 2020 bisa minus hingga minus 2,2% dengan batas atas minus 1,7%.

Menkeu Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini kembali direvisi akibat dampak pandemi corona virus disease (Covid-19) yang sulit diprediksi. Menurutnya, sejak awal Maret 2020 saat pandemi pertama kali merebak di Indonesia hingga sekarang, pertumbuhan ekonomi di luar harapan pemerintah.

Utamanya pertumbuhan ekonomi yang melandai dikarenakan penurunan pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Hal ini sejalan dengan pelemahan daya beli masyarakat.

Adapun sebelumnya, Menkeu memprediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 berada di kisaran minus 1,7% hingga minus 0,6%. Namun sebetulnya proyeksi tersebut berubah sejak awal tahun.

Di awal tahun sebelum pandemi terjadi, pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,3%, atau lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar 5,02% year on year (yoy).

Baca Juga: Duh... Ketimpangan finansial di Indonesia tinggi, capai US$ 165 miliar

Kemudian di pada Maret-April 2020, pemerintah merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi minus 0,4% hingga 2,3%. Karenanya, pada saat itu seluruh aktivitas ekonomi anjlok akibat virus corona. 

Menkeu menegaskan, perubahan proyeksi pertumbuhan ekonomi tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi di seluruh negara. Begitu pula dengan ramalan sejumlah lembaga internasional yang cenderung memprediksi ekonomi dunia termasuk Indonesia semakin rendah.

“Jadi ini menggambarkan tahun ini perubahan forecasting, karena hampir semua negara dam institusi, tidak bisa memprediksi secara akurat terhadap pertumbuhan ekonomi, sehingga revisi cenderung sering terjadi,” kata Menkeu dalam Konferensi Pers realisasi APBN Periode November 2020, Senin (21/12).

Selanjutnya: Permintaan dunia usaha membaik, penyaluran kredit diperkirakan naik di akhir 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×