kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Menkeu: Jaga suplai dan kualitas SDM Indonesia


Rabu, 02 April 2014 / 11:45 WIB
Menkeu: Jaga suplai dan kualitas SDM Indonesia
ILUSTRASI. Curtain Call, drama Korea terbaru November 2022 yang menampilkan aktris Ha Ji Won dan aktor Kang Ha Neul sebagai bintangnya.


Reporter: Syarifah Nur Aida | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menteri Keuangan Chatib Basri menegaskan, ada dua pekerjaan rumah penting bagi Indonesia. Pertama, suplai harus dijaga. Chatib menyebut, esensi terpenting suplai adalah logistik. Masalah paling krusial saat ini adalah infrastruktur.

"Pembebasan lahan masih menjadi masalah. Malah, tol di atas laut lebih mudah dibangun," papar Chatib dalam sambutan di Euromoney Conference, Hotel Mulia, Jakarta (2/4).

Kedua, Menkeu menyinggung pentingnya kualitas sumber daya manusia. Tenaga kerja informal Indonesia disebut tak mampu bersaing dengan negara lain, semisal Bangladesh karena gaji pekerja di negara tersebut sudah mencapai sepertiga dari gaji pekerja Indonesia.

Namun, Indonesia bisa mengembangkan SDM dari sisi lain. Misalnya, meningkatkan kualitas perajin batik. Hal ini mengingat banyak orang mau membayar ratusan dolar untuk membeli batik yang bagus. Kualitas masyarakat juga harus ditingkatkan melalui pelatihan agar bisa bersaing dengan industri luar negeri

Terkait tren kependudukan, Menkeu menyebut hampir 75% dari semua orang, dalam 10 tahun mendatang diprediksi akan tinggal di kota. Urbanisasi akan menjadi sangat penting.

"Mungkin nanti di 2024, Presiden bukan membicarakan pembangunan desa lagi, tapi soal transportasi dan masalah perkotaan lain," papar Chatib.

Sebagai bagian dari Asia Tenggara, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pemimpin perkembangan dunia mengingat negara berkembang kini memegang 40% dari total ekonomi dunia.

Terlebih, sebentar lagi negara ASEAN akan memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Negara-negara berkembang berkesempatan merebut tahta Amerika Serikat sebagai lokomotif perdagangan dunia akibat prosentase ekonomi tersebut.

MEA 2015 akan membuka 12 sektor pasar bebas, yang terdiri atas 5 sektor jasa dan 7 sektor perdagangan/industri. Kelima sektor jasa tersebut adalah transportasi udara, e-asean, pelayanan kesehatan, turisme dan jasa logistik.

Sedangkan 7 sektor perdagangan/industri terdiri atas produk berbasis pertanian, elektronik, perikanan, produk berbasis karet, tekstil, otomotif, dan produk berbasis kayu.

Dari 12 sektor tersebut, ada 8 bidang ketenagakerjaan unggul mencakup insinyur, perawat, arsitek, tenaga survei, tenaga pariwisata, praktisi medis, dokter gigi dan akuntan.

Kedelapan bidang tersebut sudah mencapai mutual recognition agreement (MRA), yakni sertifikasi kompetensi kerja yang paling diakui di sesama negara ASEAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×