Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah mengembangkan program National Logistic Ecosystem (NLE) sebagai platform digitalisasi yang dapat mempertemukan komunitas logistik antara sektor permintaan dan penawaran.
Platform NLE ini nantinya dapat mempertemukan komunitas logistik di sektor permintaan yang kini sudah ada di Customs Excise Information System and Automation (CEISA) yaitu importir/eksportir dengan komunitas logistik di sektor suplay yaitu penyedia jasa logistik.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menjelaskan, gambaran sistem logistik Indonesia saat ini seperti ‘benang’ ruwet . Sehingga pelaku usaha dari logistik, eksportir dan importir harus berkali-kali melakukan penyerahan maupun proses yang berulang dan rumit.
Baca Juga: Menkeu sebut sistem logistik Indonesia seperti benang ruwet
Sehingga, dengan adanya National Logistic Ecosystem (NLE) nanti diharapkan akan ada kemudahan dan kejelasan dalam seluruh proses serta akan dipermudah segala dokumennya.
“Dari keseluruhan pemerintah ke pemerintah dalam National Single Window Indonesia nanti juga akan ada simplifikasi dokumen sampai masalah perizinan dan tentu sisi sharing dari segi bisnis,” jelas Menkeu.
Adapun juga dari sisi pelaku usaha seperti penyedia jasa trucking, warehousing, shipping, forwarder hingga payment dapat dimasukkan ke ekosistem NLE. Sehingga seluruh kegiatan tersebut akan masuk dalam ekosistem tanpa harus melakukan proses yang berulang-ulang. “Karena biasanya pelaku usaha ini menggunakan formulir yang diisi dan harus diberikan ke lembaga-lembaga secara berkali-kali,” tutupnya.
Selanjutnya: Menkeu targetkan biaya logistik Indonesia bisa diturunkan hingga 17% dari PDB
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News