kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mendag janji RCEP tidak akan membuat Indonesia kebanjiran impor


Minggu, 15 November 2020 / 21:53 WIB
Mendag janji RCEP tidak akan membuat Indonesia kebanjiran impor
Presiden Joko Widodo dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto saat penandatanganan perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) di sela KTT ASEAN?dari Istana Bogor,?Minggu (15/11/2020).


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP)  telah ditandatangani oleh 15 negara hari ini (15/11).

Dengan adanya RCEP ini, Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, memastikan Indonesia tidak akan mengalami kebanjiran impor. Menurutnya, dengan adanya RCEP ini, Indonesia justru akan bisa mendapatkan alternatif bahan baku impor yang bisa mendorong ekspor.

"Ini adalah keseimbangan, artinya  tidak akan ada kebanjiran impor, karena ini membuka akses pasar, artinya di sini akan memudahkan supply chain," ujar Agus dalam konferensi pers, Minggu (15/11).

Menurutnya, Indonesia pun akan lebih selektif dalam mengimpor untuk mendapatkan bahan baku. Dia juga mengatakan, dengan adanya RCEP ini maka akan meningkatkan akses pasar Indonesia.

Baca Juga: Asia bakal punya blok perdagangan terbesar di dunia, China paling diuntungkan?

Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo pun mengatakan, dengan adanya RCEP, maka persoalan impor tak hanya dihadapi Indonesia, tetapi seluruh negara anggota RCEP.

Iman juga menjelaskan, Indonesia masih membutuhkan impor untuk mendatangkan bahan baku yang tidak bisa dihasilkan di Indonesia. Namun, dia juga mengatakan supaya impor tidak berlebih dan menyebabkan defisit neraca dagang, maka Indonesia harus terus mendorong kinerja ekpornya.

"Jadi bagaimana kita memanfaatkan RCEP untuk mengekspor sebesar-besarnya, kalau lihat angka-angka Vietnam, itu inputnya besar sekali. tapi ekspornya berkali-kali lipat," jelas Iman.

Adapun berdasarkan kajian Center for Indonesian Policy Studies tahun 2020, disebut bahwa dalam 5 tahun setelah RCEP ratifikasi, ekspor Indonesia akan meningkat sekitar 8%-11%. Indonesia pun bisa memanfaatkan spill-over effect dari FTA yang dimiliki anggota RCEP dengan negara non-RCEP, dimana terdapat potensi peningkatan  ekspor sebesar 7,2% melalui perluasan peran Indonesia dalam global supply chain.

Selanjutnya: Kadin beberkan hal yang harus dilakukan Indonesia untuk dapatkan manfaat RCEP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×