kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menag cemas konflik Yaman berdampak ke ibadah haji


Rabu, 15 April 2015 / 10:20 WIB
Menag cemas konflik Yaman berdampak ke ibadah haji
ILUSTRASI. Chili Oil. Inilah beberapa bahan altenatif pengganti chili oil yang bisa dijadikan aneka macam masakan


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Konflik antara Yaman dengan sekutu Arab Saudi dikhawatirkan berdampak terhadap kondisi keamanan dan perekonomian global, termasuk pelaksanaan ibadah haji.

Menurut Menteri Agama Lukman Hakim, Indonesia perlu mengambil langkah untuk mencegah konflik itu terus memanas.

"Karena bagaimana pun juga di era globalisasi ini apa yang terjadi di Yaman, di Saudi Arabia, itu dampaknya akan ke seluruh dunia. Jadi kita ingin bagaimana perdamaian itu bisa diciptakan. Kita punya tanggung jawab yang sama untuk itu," kata Lukman di Rumah Dinas Wakil Presiden Jakarta, Selasa (14/4) malam.

Jika situasi terus memanas, kata Lukman, konflik antara Yaman dengan Arab Saudi bisa berdampak kepada umat Islam, khususnya bagi umat yang tengah melaksanakan ibadah haji.

"Jadi Anda bisa bayangkan kalau ada roket atau bom di Saudi saja, satu saja, itu bisa menimbulkan implikasi yang luar biasa karena di sana ada Kabah, ada dua kota suci Mekkah dan Madinah, haji di sana, implikasinya pengaruhnya bisa sangat luas," tutur dia.

Di samping itu, harga minyak dunia bisa tidak terkendali jika konflik di negara timur tengah yang terkenal akan sumber daya minyaknya itu terus berlanjut.

"Harga minyak bisa tidak terkendali. Apalagi di era global ini kan sekarang apa yang terjadi di sana implikasinya kemana-mana," ucap Lukman.

Atas dasar itu, Indonesia memprakarsai mediasi negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI).

Pada hari ini, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadwalkan pertemuan dengan sejumlah duta besar negara OKI. Langkah ini dilakukan Indonesia agar konflik tidak meluas.

Menurut Kalla, Indonesia bisa saja menerima risiko dari gejolak yang terjadi di negara-negara muslim lainnya. (Icha Rastika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×