Sumber: TribunNews.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Sekitar 32 elite dan sesepuh Partai Golkar menggelar pertemuan tertutup di sebuah ruangan Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (21/5/2014) malam.
Pertemuan ini diprakarsai oleh tiga kelompok induk organisasi Partai Golkar atau Trikarya, seperti dari Sentral Organisasi Karyawan Swadiri (SOKSI), Musyawarah Kekeluargan Gotong-royong (MKGR) dan Koperasi Serbaguna Gotong-royong (KOSGORO).
Selain elite dan sesepuh Partai Golkar, turut hadir Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar (APMG), Yoryys Raweyai dan anggotanya.
Ketua Umum SOKSI, Agung Laksono mengatakan, pertemuan elite dan sesepuh Partai Golkar ini bukan pertemuan luar biasa.
Namun, ia mengakui, salah satu bahasan dalam pertemuan elit dan sesepuh Golkar ini mengevaluasi dan mengeluarkan rekomendasi atas adanya ancaman pemecatan dari DPP kepada kader yang mendukung pasangan bakal capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla atau bertentangan dengan pilihan ketua umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Menurut Agung, pihaknya menghargai pilihan Ical tersebut. Namun, ia tak setuju jika DPP di bawah komando Ical memberikan ancaman kepada kader muda atau kader Partai Golkar lainnya yang mendukung pasangan Jokowi-JK.
"Ini perlu dibicarakan, cari solusi yang tepat, dalam rangka menjaga nama baik, keutuhan dan soliditas partai," ujarnya.
Agung menegaskan, di era demokrasi yang telah baik seperti saat ini sudah tidak tepat lagi pimpinan partai mengeluarkan ancaman-ancaman pemecatan kepada kader yang memiliki perbedaan pendapat. Langkah itu justru bisa mengurangi nilai-nilai demokrasi.
"Sudah saatnya, pikiran-pikiran yang bisa mencerminkan menurunnya nilai-nilai demokrasi, karena hanya beda pendapat, pilihan, lalu dikenakan sanksi seperti itu (dihilangkan,-red)," tandasnya.
Ia menambahkan, hasil pertemuan ini akan disampaikan kepada DPP Partai Golkar dan diharapkan bisa ditindaklanjuti. Namun, Agung yakin Ical bisa mengetahui tentang hasil pertemuan ini dari media massa.
"Bentuk hasil pertemuan ini sebagai referensi ke DPP. Karena mungkin mereka sibuk, dengan adanya ini mungkin bisa diiingatkan untuk jangan main keras, tapi sebaiknya dirangkul," tukasnya. (Abdul Qodir)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News