kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45845,50   -13,12   -1.53%
  • EMAS1.347.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Megawati: Saya Sekarang Provokator, Demi Kebenaran dan Keadilan


Jumat, 24 Mei 2024 / 18:47 WIB
Megawati: Saya Sekarang Provokator, Demi Kebenaran dan Keadilan
ILUSTRASI. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan pidato politik pada perayaan HUT ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023). HUT ke-50 tahun PDI Perjuangan bertemakan Genggam Tangan Persatuan Dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam.?TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Aurelia Lucretie | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V, Jumat (24/5) dengan pidato politik.

Dia bilang, PDI-P menghadapi perjuangan yang tidak mudah, sebab dia menyakini adanya kecurangan sistematis dan masif selama Pemilu Presiden 2024 yang lalu.

Baca Juga: Kritik MK, Megawati: Barang yang Saya Buat Digunakan dengan Tidak Baik

"(Pelanggaran terstruktur, sistematis, dan masif) TSM ini ada tau tidak? Ya memang ada, saya tau kok. Kalau semua pada mengatakan sepertinya tidak," kata Mega dalam Pidato di Rakernas PDIP V, Jumat (24/5). 

"Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga diem, Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu -red) tidak ada suara. Jadi kan saya mikir masa saya gak boleh bersuara. Saya boleh dong bersuara, katanya kita ini negara demokrasi," tambahnya. 

Mega juga mengkritisi reformasi yang menurutnya kini sudah hilang dalam sekejap oleh karena lemahnya fungsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Mahkamah Konstitusi (MK). 

"Yang barang bagus-bagus tapi sekarang dipergunakannya menjadi tidak bagus, mengapa ya? Itu kesalahan siapa ya? Mahkamah konstitusi juga sama, karena apa? Bisa diintervensi oleh kekuasaan, nampak jelas melalui keputusan terhadap Perkara (syarat usia presiden dan/atau wakil presiden) No.90 yang menimbulkan begitu banyak antipati," terangnya. 

Baca Juga: Jokowi Tak Diundang Rakernas PDIP, Djarot: Bukan Lagi Bagian PDIP

Megawati mengatakan, hal tersebut sukses mematikan etika, moral, dan hati nurani dalam demokrasi yang sehat. 

Dalam pidatonya, Mega juga sempat menyatakan bahwa dia tidak takut apabila dicap sebagai provokator.

"Nanti katanya saya, Bu Mega provokator. Ya, saya sekarang provokator demi kebenaran dan keadilan, ngerti kan yang dimaksud," seru Mega.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×