kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.317   81,00   0,50%
  • IDX 7.181   -23,67   -0,33%
  • KOMPAS100 1.046   -4,29   -0,41%
  • LQ45 805   -3,17   -0,39%
  • ISSI 232   -0,29   -0,13%
  • IDX30 417   -1,54   -0,37%
  • IDXHIDIV20 487   -3,20   -0,65%
  • IDX80 118   -0,44   -0,37%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 134   -0,69   -0,51%

Medan akan disulap jadi ladang bawang


Sabtu, 22 Februari 2014 / 11:43 WIB
Medan akan disulap jadi ladang bawang
ILUSTRASI. TAJUK - Hendrika Yunapritta


Sumber: TribunNews.com | Editor: Sanny Cicilia

MEDAN. Dinas Pertanian Sumatera Utara (Sumut) akan merekomendasikan penanaman bawang merah di dataran rendah jika hasil panen bawang merah belum bisa mencapai angka rata-rata produksi di Sumut.

Kassubag Program Dinas Pertanian Sumut, Lusiantiny mengaku selama ini bawang merah kebanyakan berada di dataran tinggi seperti di Toba Samosir, Samosir, Simalungun, dan Karo. Pada tahun 2013, produksi bawang merah di Sumut mencapai 14.156 ton dari lahan seluas 1.581 hektare.

Jumlah produksi tersebut masih belum bisa memenuhi kebutuhan bawang merah masyarakat sehingga pemerintah mengalokasikan anggaran dari APBN dan APBD sebesar Rp 3 miliar untuk pengembangan bawang merah di lahan seluas 186 hektare di Kabupaten Samosir dan 170 hektare di antaranya didanai pusat, sedangkan 16 hektare lagi didanai APBD. Program tersebut nantinya akan menghasilkan panen sebanyak 1.302 ton.

"Kalau di Medan memang bisa, maka akan diupayakan. Soalnya selama ini pertanian kita mengandalkan produksi bawang merah dari dataran tinggi," kata Lusiantiny.

Ia memperkirakan, jika dari lahan seluas 6 hektare bisa menghasilkan 2,3 ton bawang merah, berarti panennnya sudah mencapai rata-rata produksi bawang merah Sumut. Sehingga akan direkomendasikan pertanian bawang merah lebih luas lagi khususnya untuk dataran rendah di kabupaten lain. Kita akan buat demplot baru dan merekomendasikan unrtuk ditanam lebih luas lagi," katanya.

Namun, jika produksinya mendekati 2,3 ton itu juga sudah sangat bagus mengingat selama ini belumpernah dilakukan pertanaman bawang merah di dataran rendah.

Meski dapat dikembangkan di daerah dataran rendah, namun minat petani untuk mengembangkan bawang merah memang masih sangat rendah. Padahal bawang merah merupakan salah satu komoditas pertanian yang dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya inflasi.

"Di pulau Jawa, bawang merah Brebes sudah banyak dikembangkan petani dataran rendah dan hasilnya cukup memuaskan. Tetapi di sini hal itu belum terjadi, sebab petani masih cenderung memilih bercocok tanam pada komoditas pertanian yang telah biasa dikembangkannya saja," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan Ahyar.

Untuk Kota Medan, sejauh ini masih kawasan Marelan saja yang telah berhasil mencoba mengembangkannya. Tetapi untuk dapat memenuhi kebutuhan sebanyak 2,9 juta penduduk Kota Medan hal itu masih tidak akan mungkin. Apalagi lahan di Kota Medan yang tersedia untuk membudidayakannya luasnya terbatas hanya 5 hektare saja. Ia berharap produksi bawang merah dapat dikembangkan di kawasan dataran rendah lain di sejumlah kabupaten/kota potensial yang ada di Sumut.

"Kita mencoba menjadi pionir, supaya bersama-sama kabupaten/kota di daerah bisa mengembangkannya. Sebab, kebutuhan masyarakat Kota Medan pada bawang merah kan sangat tinggi, apalagi Karo pasokannya terhenti karena erupsi Sinabung belum berakhir," ungkapnya. (ers)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×