kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masyarakat Kelas Menengah Atas Topang Kinerja Penjualan Ritel


Minggu, 18 Februari 2024 / 13:11 WIB
Masyarakat Kelas Menengah Atas Topang Kinerja Penjualan Ritel
ILUSTRASI. Daya beli kelas menengah atas yang masih terjaga diperkirakan bakal mendorong penjualan ritel tahun ini.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Daya beli kelas menengah atas yang masih terjaga diperkirakan bakal mendorong penjualan ritel tahun ini. 

Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan untuk mempertahankan minat masyarakat kelas menengah atas tersebut agar getol berbelanja, melihat ada suasana yang perlu dibangun. 

“Daya beli masyarakat kelas menengah dan atas masih kuat. Karena memang mereka memiliki uang. Dan ini penting untuk menjaganya, yaitu dengan menciptakan suasana yang aman, stabil, dan nyaman,” terang Budihardjo kepada Kontan.co.id, Jumat (16/2). 

Meski demikian, ia tak menutup bahwa peritel perlu strategi jitu dalam meningkatkan minat belanja masyarakat, terutama saat ada momentum. Salah satunya, dengan promo dan diskon. 

Baca Juga: Banyak Tersengat Sentimen Positif, Intip Rekomendasi Saham Emiten Ritel Berikut Ini

Budihardjo mengambil contoh, pada saat Pemilihan Umum (Pemilu) pada tanggal 14 Februari 2024 lalu, Hippindo menginisiasi program Kelingking Fun, alias masyarakat yang sudah memilih bisa mendapatkan promo dengan menunjukkan jari tanda mencoblos. 

Ini mendongkrak penjualan bahkan hingga tiga kali lipat dari penjualan di hari biasa. 

“Saat momen tersebut, penjualan naik dua hingga tiga kali lipat dari penjualan hari biasa, loh. Jadi, memang masyarakat tersebut ada daya beli,” tambahnya. 

Dari sisi masyarakat kelas bawah, Budihardjo juga yakin daya beli cukup terjaga. Ini dengan bantuan pangan yang diberikan oleh pemerintah. 

Karena kebutuhan pokok mereka sudah dibantu oleh pemerintah, maka masyarakat kelas tersebut ada uang yang bisa dibelanjakan di ritel, seperti minimarket. 

Ke depan, Budihardjo optimistis belanja masyarakat tetap akan kuat. Dari pihaknya juga akan menggelontorkan program yang akan menggaet masyarakat untuk berbelanja. 

Salah satunya, adalah dengan program belanja di Indonesia saja. Dengan berbelanja di ritel dalam negeri, tak hanya pertumbuhan ritel yang akan terdongkrak, tetapi perputaran uang di dalam negeri juga akan meningkat yang memberi dampak positif pada pertumbuhan ekonomi. 

Hanya, ia berharap agar regulasi dari pemerintah terkait pengadaan barang, terutama barang impor bisa direlaksasi. 

Karena saat ini, pihaknya mengalami kendala yang membuat impor barang bermerek terhambat. 

“Jadi kalau permintaan masyarakat ada, tetapi barangnya tidak ada, maka mereka tidak akan bisa belanja. Nanti, malah mereka lebih memilih belanja di luar negeri,” kata Budiharjo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×