Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Populix mengungkapkan Ramadan tahun ini masyarakat akan lebih selektif dalam berbelanja.
Hal ini terlihat dari adanya penurunan minat beli secara signifikan pada berbagai produk sekunder, khususnya produk fesyen, perabot rumah tangga, dan barang elektronik. Selain itu, meskipun secara prioritas tidak terdampak signifikan, sebagian masyarakat akan mengurangi kualitas produk makanan dan minuman untuk mempertahankan kuantitasnya.
Temuan ini diungkapkan dalam laporan terbaru Populix, “Perilaku Belanja di Bulan Ramadan 2025”, yang didapatkan melalui survei kepada 1.100 orang yang hampir 90%-nya beragama Islam.
Baca Juga: Sebanyak 49.218 Jemaah Haji Reguler Telah Lunasi Biaya Haji 2025
Menurut hasil survei Populix, meskipun secara urutan prioritas masih sama, terjadi penurunan yang cukup signifikan pada minat beli kebutuhan sekunder. Misalnya, kendati tetap menjadi prioritas kedua, minat masyarakat untuk membeli produk pakaian dan barang-barang fesyen mengalami penurunan dari 78% menjadi 55% saja.
Tak hanya itu, penyusutan volume bahkan hingga kurang dari setengah terjadi di produk sekunder lain. Seperti perabot rumah tangga yang menyusut dari 28% ke 11%, dan barang elektronik dari 16% ke 7%. Meskipun prioritasnya paling kecil, publik juga ditengarai akan mengurangi pembelian properti berupa tanah dan bangunan secara signifikan.
Indah Tanip, Vice President of Research Populix, menjelaskan pada Ramadan tahun ini, mayoritas masyarakat tidak segan-segan untuk menunda pembelian barang non-esensial, khususnya barang elektronik atau produk mewah lainnya.
"Bahkan untuk makanan yang secara persentase prioritasnya sedikit berkurang, apabila diteliti ternyata juga turut terdampak dari segi kualitas," jelasnya, Rabu (17/2).
Saat ditanya Populix antara memilih makanan dan minuman dengan harga “lebih murah meski kualitas standar” atau “lebih mahal dengan kualitas lebih tinggi”, sebanyak 42% responden menyatakan bahwa keputusan ini bergantung pada kebutuhan.
Namun, 33% responden cenderung memilih harga yang lebih murah dengan kualitas standar. Responden laki-laki cenderung lebih memrioritaskan kuantitas, sedangkan responden perempuan cenderung menimbang kebutuhan sebelum membeli.
Baca Juga: Kapan Puasa Dimulai? Pemantauan Hilal Awal Ramadan 1446 H Digelar di 125 Titik
Penurunan juga ditemukan saat Populix bertanya tentang pengurangan pembelian makanan & minuman tidak esensial selama Ramadan. Meskipun, lebih dari separuh menyatakan akan sedikit mengurangi pembelian, sekitar 33% responden mengaku akan mengurangi secara signifikan.
“Populix melihat perilaku konsumsi yang lebih selektif ini disebabkan oleh meningkatnya kewaspadaan untuk menghindari overspending selama Ramadan. Padahal sebenarnya mayoritas masyarakat tidak akan terlalu mengutak-atik anggaran belanja mereka tahun ini. Hal ini perlu menjadi catatan bagi para pengusaha, khususnya produsen dan ritel, untuk menyesuaikan strategi pemasaran agar tetap bisa menarik pembeli di bulan Ramadan nanti,” ucap Indah.
Penelitian ini dilakukan melalui sebuah survei kepada lebih dari 1.100 responden. Mayoritas responden berasal dari status ekonomi sosial menengah ke atas, dengan persentase laki-laki dan perempuan yang hampir seimbang. Mayoritas responden adalah karyawan, dengan status pernikahan lajang atau menikah dengan anak.
Selanjutnya: Reshuffle Kabinet, Presiden Prabowo Lantik Brian Yuliarto Jadi Mendikti Saintek
Menarik Dibaca: Bosch Indonesia Luncurkan Bosch Car Service untuk Perawatan Kendaraan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News