kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih Pandemi, Epidemiolog Sarankan Vaksin Booster Covid-19 Seluruhnya Gratis


Senin, 10 Januari 2022 / 19:56 WIB
Masih Pandemi, Epidemiolog Sarankan Vaksin Booster Covid-19 Seluruhnya Gratis
ILUSTRASI. Lantaran masih berstatus pandemi, vaksinasi booster Covid-19 diharapkan dapat diberikan secara gratis.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Status pandemi Covid-19 di Indonesia belum dicabut. Lantaran masih berstatus pandemi, Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menyarankan agar vaksinasi booster Covid-19 seluruhnya dapat diberikan secara gratis.

Pemerintah sendiri berencana menggunakan dua skema dalam pelaksanaan vaksinasi booster. Yakni, skema gratis bagi penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan. Serta, skema berbayar bagi masyarakat di luar PBI.

"Selama Presiden belum mencabut status wabah di negara kita maka berarti wabah itu masih menjadi tanggung jawab pemerintah jadi baiknya harusnya gratis semuanya," kata Tri kepada Kontan.co.id, Senin (10/1).

Baca Juga: BPOM Terbitkan Izin 5 Vaksin Covid-19 Booster, Ini Perkiraan Harga Vaksinasi Mandiri

Anggaran vaksinasi booster gratis, kata Tri, dapat dilakukan dengan melibatkan pemerintah daerah. Jadi, bisa saja tak seluruhnya anggaran vaksinasi booster gratis ditanggung oleh pemerintah pusat.

"Gratisnya bisa entah itu dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah [ikut menanggung anggaran]. Mungkin bisa jadi jadi pertimbangan. Tapi intinya harus gratis karena karena status pandemi belum dicabut," ujarnya.

Pemberian vaksinasi booster gratis penting, mengingat perlunya suntikan dosis lanjutan bagi masyarakat. Sebab, pasca enam bulan suntikan dosis kedua terdapat penurunan antibodi dari vaksinasi.

"Booster ini kan dalam rangka untuk meningkatkan antibodi. Booster ini bukan sebuah pilihan ya karena vaksin itu sudah ada penelitian ada penurunan imunitas, kalau enggak di-booster ada potensi untuk terkena," kata Tri.

Adapun sesuai anjuran Badan Kesehatan Dunia atau WHO untuk penggunaan booster, Tri menyebut, dapat menggunakan skema heterolog. Jadi, peningkatan antibodi yang muncul diperkirakan akan lebih bertahan lama. 

Baca Juga: BPOM Keluarkan Izin Penggunaan 5 Merk Vaksin Covid-19 Ini untuk Booster

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×