kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.209   -29,00   -0,18%
  • IDX 7.093   -3,62   -0,05%
  • KOMPAS100 1.059   -2,98   -0,28%
  • LQ45 833   -2,60   -0,31%
  • ISSI 215   0,33   0,15%
  • IDX30 425   -1,29   -0,30%
  • IDXHIDIV20 513   -0,16   -0,03%
  • IDX80 121   -0,40   -0,33%
  • IDXV30 124   -0,90   -0,72%
  • IDXQ30 142   -0,21   -0,15%

Maret 2011, mungkin terjadi deflasi


Selasa, 01 Februari 2011 / 08:35 WIB
Maret 2011, mungkin terjadi deflasi


Reporter: Hans Henricus B, Bambang R, Irma Yani N | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan angka inflasi hari ini. Banyak yang menduga inflasi masih melaju cepat di awal tahun ini. Biangnya masih sama yakni gejolak harga bahan pangan. Pemerintah pun tak menampik kenyataan ini.

Bahkan, pemerintah memperkirakan sampai bulan Februari nanti, tekanan inflasi masih cukup tinggi. Namun setelah Februari gejolak harga pangan bakal mengendur dan saat panen raya Maret nanti, pemerintah memprediksi akan terjadi deflasi. "Inflasi tinggi karena Januari hingga Februari itu musim paceklik," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, kemarin (31/1).

Menurut Hatta, siklus seperti itu biasa terjadi saban tahun. Jadi tak perlu dicemaskan, terlabih harga bahan pangan belakangan mulai berangsur turun.
Hatta menambahkan, pemerintah belum berencana merevisi target inflasi pada tahun 2011, kendati tekanan inflasi tahun ini cukup tinggi.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011 pemerintah mematok target inflasi sebesar 5,3%. Padahal hasil simulasi Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan menunjukkan inflasi tahun ini bakal berada di kisaran 6,1% hingga 6,62%.

Mulai mengendur

Sementara itu hasil poling Reuters memprediksi inflasi pada bulan Januari ini bakal berkisar 0,5% sampai 1,24%. Namun sejumlah ekonom yang dihubungi KONTAN memperkirakan bahwa inflasi bulan Januari berkisar 0,5% sampai 0,7%.

Ekonom Danareksa Research Institut Purbaya Yudhi Sadewa misalnya memprediksi inflasi bakal sebesar 0,71% lebih rendah dibanding tahun Januari tahun lalu 0,84%. Inflasi masih dipengaruhi faktor harga makanan. "Untuk pembukaan tahun inflasi sebesar 0,71% termasuk awal yang bagus karena tahun lalu lebih besar dari pencapaian tahun ini," ucapnya.

Adapun inflasi year on year di bulan Januari, kata Purbaya, bakal mengendur menjadi sebesar 6,82%. Tahun lalu inflasi tercatat 6,96%.

Lantaran inflasi tahunan mengecil, Bank Indonesia (BI) sebaiknya tidak perlu menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini.

Ekonom Standard Chartered Bank Eric Alexander Sugandi juga memperkirakan inflasi Januari akan berada pada kisaran 0,5% hingga 0,7% dengan inflasi tahunan 6,6%.

Menurut Eric, faktor yang mempengaruhi inflasi saat ini tak setinggi tahun lalu. Apalagi harga sejumlah komoditas pangan seperti cabai sudah mulai turun. "Kalau beras karena belum masuk masa panen, jadi masih penyumbang inflasi yang utama," jelasnya.

Ia juga memperkirakan BI masih akan mempertahankan BI rate di level 6,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×