kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   0,00   0,00%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Manuver Aburizal dianggap rendahkan Golkar


Jumat, 16 Mei 2014 / 20:34 WIB
Manuver Aburizal dianggap rendahkan Golkar
ILUSTRASI. Menara telekomunikasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk alias Mitratel.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Langkah politik Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya Aburizal dalam menjajaki koalisi dengan sejumlah partai dinilai merendahkan Partai Golkar. Gaya Aburizal dianggap tidak sesuai dengan yang selama ini digunakan Golkar.

"Golkar dari hari ke hari seperti mengalami penistaan," ujar politisi senior Partai Golkar, Zainal Bintang, saat menghadiri diskusi politik berjudul "Ke Mana Partai Golkar Akan Berlabuh ?" di Hotel Gren Alia, Tugu Tani, Jakarta Pusat, Jumat (16/5).

Zainal mencontohkan, pertemuan Aburizal dan Jokowi di Pasar Gembrong, Jakarta. Hal ini, menurut Zainal, sudah merendahkan wibawa Partai Golkar karena gaya "blusukan" milik Jokowi. Seharusnya, kata dia, Aburizal melakukan pertemuan di tempat netral yang tidak mencirikan gaya dari kedua belah pihak.

"Langkah Aburizal Bakrie mengikuti blusukan Jokowi itu merendahkan harkat dan martabat Partai Golkar," ujar Zainal.

Lainya, kata Zainal, kedatangan Aburizal menemui Megawati di kediamannya. Ia mempertanyakan alasan Aburizal dan rombongan dari Partai Golkar menggunakan pakaian berwarna putih. Padahal, warna kebanggaan Partai Golkar adalah kuning. Zainal juga menyayangkan kenapa Megawati tidak mendampingi Aburizal dalam jumpa pers setelah pertemuan tersebut. Seusai pertemuan, yang mendampingi Aburizal adalah Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI-P Puan Maharani dan Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo.

"Tidak kelihatan dialog antarketua umum," ujarnya.

Menurut Zainal, sebagai pemenang kedua dalam pemilu legislatif, seharusnya Golkar dapat memperoleh posisi capres atau calon wakil presiden. Jika sampai Golkar tidak memperoleh keduanya, lanjut Zainal, berarti ada salah kelola manajemen dalam tubuh partai Golkar. Partai Golkar dianggap tidak berhasil mengkapitalisasi potensi yang dimiliki. (Fathur Rochman)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×