kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Makanan Khas Indonesia Tempe Layak Jadi Warisan Budaya Tak Benda Unesco


Kamis, 31 Maret 2022 / 11:40 WIB
Makanan Khas Indonesia Tempe Layak Jadi Warisan Budaya Tak Benda Unesco
ILUSTRASI. Tempe merupakan makanan asli Indonesia yang manfaatnya bagi kesehatan tak diragukan lagi.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Upaya mendorong agar makanan khas Indonesia tempe jadi warisan budaya tak benda Unesco terus dilakukan. Salah satunya dengan menelusuri sejarah makanan yang sudah berabad-abad dilestarikan di bumi Nusantara ini.

Ketua Umum Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Rudatin, mengatakan, pihaknya terus mendorong agar makanan tempe ini jadi warisan budaya tak benda Unesco dari Indonesia. Ia memaparkan bahwa tempe merupakan makanan asli Indonesia yang manfaatnya bagi kesehatan tak diragukan lagi.

Bahkan menurutnya, orang Indonesia telah makan tempe selama ratusan tahun silam. Sebagai penguat gagasan itu ia menuturkan bahwa makanan tempe sudah tertulis dalam sejarah kuno nusantara yang kini menjadi Indonesia.

"Pada abad ke-17 dan ke-18 misalnya, Serat Sri Tanjung menuliskan bahwa kacang kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tempe," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (30/3).

Baca Juga: Persagi Dukung Tempe Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO dari Indonesia

Hal ini semakin diperkuat dengan tulisan di Serat Centhini karya R.Ng. Ronggo Sutrasno pada 1814 yang menuliskan bahwa hidangan brambang jahe santen tempe dan asem sambel lethokan disajikan Pangeran Bayat.

Kemudian sejarawan Indonesia, Ong Hok Ham juga menulis bahwa masyarakat Jawa di era tanam paksa periode 1830-1870 juga mengonsumsi tempe yang baru saja mereka temukan.

Melihat sejarah panjang tempe di bumi Nusantara, maka tak mengherankan lagi Indonesia menjadi negara produsen tempe terbesar di dunia dan pasar kedelai terbesar di Asia.

Sebanyak 50% kedelai di Indonesia digunakan untuk memproduksi tempe dan 40% lagi untuk produksi tahu sementara sisanya 10% digunakan untuk kecap dan tauco.

Baca Juga: Langkah Kemendag Mitigasi Harga Bahan Pangan Jelang Ramadan

Rudatin pun mengajak masyarakat Indonesia untuk melestarikan budaya makan tempe ini. Apalagi beragam manfaat makan tempe bagi kesehatan seperti memenuhi kebutuhan vitamin B12, mencegah kanker, anemia, diabetes melitus, dan asma.

Selain itu, tempe juga dapat menghambat proses penuaan, mencegah berbagai penyakit saluran pencernaan, menjaga kesehatan jantung dan mengobati diare serta mencegah osteoporosis dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×