Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Hujan deras yang terjadi hampir merata di beberapa wilayah di Jawa Tengah menyebabkan bencana. Hujan deras di puncak Merapi pada Selasa (25/12) pukul 12.25 WIB sampai pukul 15.05 WIB, menyebabkan banjir lahar dingin di Kali Putih, Kali Pabelan, Kali Krasak dan Kali Lamat di Kabupaten Magelang.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, lahar dingin tersebut dapat tertahan oleh cekdam dan sabo. Sehingga bencana itu tidak menimbulkan korban jiwa.
"Semua warga sudah diamankan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama relawan. Namun ancaman lahar dingin berikutnya perlu diwaspadai karena kondisi cekdam sudah penuh pasir dan alur sungai mengalami pendangkalan," kata Sutopo melalui pernyataan tertulis kepada KONTAN pada Selasa (25/12).
Sutopo menyebutkan, material lahar dingin di puncak Gunung Merapi masih sebanyak 77 juta meter kubik. Disaat yang bersamaan, hujan yang turun menyebabkan tanah amblas hingga 1,5 meter di Ds Garung Kec Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo. Kondisi ini mengancam permukiman sebanyak 87 Kepala Keluarga atau sejumlah 300 jiwa.
"Sebanyak 40 kepala keluarga diungsikan di rumah kerabatnya. BPBD masih melakukan pendataan," tandas Sutopo. Lebih lanjut Sutopo menjelaskan, pada hari sebelumnya, Senin (24/12) pukul 20.00 WIB, tanah longsor terjadi di Dusun Winong RT 6 RW 10 Desa Karangwuni, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung.
Kerusakan yang ditimbulkan diantaranya adalah; talud rusak dan satu rumah milik Bapak Sutaryo rusak berat. Sedangkan di Desa Plosogading Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, bencana longsor yang terjadi pada pukul 15.00 WIB telah menyebabkan tanaman jagung seluas 3 hektare rusak.
Seiring dengan meningkatnya curah hujan masyarakat dihimbau terus waspada. Wilayah perbukitan dan pegunungan di Jateng bagian tengah dan selatan rawan longsor. Kenali tanda-tanda awal longsor seperti di perbukitan atau tebing adanya rekahan, mata air menjadi keruh dan hujan yang deras. Demikian juga masyarakat yang tinggal di dataran banjir perlu mengamati perilaku debit sungai.
"Patuhi peringatan dan himbauan dari aparat setempat dan informasi lain. Bencana datang ketika kita tidak siap," pungkas Sutopo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News